Kalangan pelajar di Kota Malang kembali menjadi sasaran penipuan. Barang yang digasak sama-sama handphone. Namun, berbeda dengan modus sebelumnya yang menggunakan iming-iming audisi cheersleader tingkat nasional, kemarin pelaku mengiming-iming para korban bisa bekerja sampingan.
Korbannya 20 orang yang berasal dari beberapa SMA favorit di Kota Malang. Kini kasusnya ditangani Polresta Malang. Saking menyesal karena tertipu, saat polisi mengajak mendatangi lokasi kejadian, banyak siswa yang sebagian wanita itu menangis.
Ulul Azmi -korban asal SMAN 1- mengatakan, pelaku seorang wanita berusia sekitar 25 tahun yang mengaku asal Demak, Jawa Tengah. "Saya tidak tahu nama lengkapnya. Kepada kami, mengaku namanya May. Kami manggilnya Kak May,'' kata siswi bertubuh mungil itu di sela-sela polisi melakukan olah TKP di rumah kos May Jl Panglima Sudirman Blok E 16 Kelurahan Kesatrian, Blimbing.
Dalam aksinya, wanita berambut sepinggang itu mengasak 11 HP milik para korban. Di antaranya merek Nokia 3210, 3230, 3660, Motorola 2300 dan Motorola C168. Siswa yang menjadi korban tipu daya rata-rata dari sekolah favorit. Di antaranya SMAN 1, SMAN 4, dan SMAN 5.
Modus penipuan yang dilakukan pelaku tergolong rapi dan terencana. May berkedok membuka bisnis sampingan berupa persewaan buku bacaan novel atau komik, penjualan aneka ragam aksesori, serta penjualan pulsa. May membidik pelaku bisnisnya adalah para pelajar SMA yang ingin memanfaatkan waktu luang mereka dengan cara lebih menghasilkan. Untuk persewaan buku, May bakal mengirimkan puluhan, bahkan ratusan judul novel kepada para siswa untuk disewakan. Siswa yang membantu bisnisnya akan memperoleh keutungan 50 persen.
Sedangkan untuk penjualan aksesori, keuntungan yang diperoleh 20 persen. Terkait bisnis pulsa, keuntungan disesuaikan dengan modal yang ditanamkan. Untuk persewaan buku dan penjualan aksesori, tidak perlu ada investasi yang harus ditanamkan terlebih dahulu.
Untuk melancarkan aksinya, May melakukan promo dengan menyebar brosur ke sekolah-sekolah favorit. "Kami memperoleh brosur di depan sekolah Selasa (6/1). Begitu baca, langsung tertarik dan lekas mengontak nomor telepon yang tercantum," kata Ulul.
Karena lokasi sekolahnya dengan rumah kos May tidak seberapa jauh, Ulul pun bermain ke sana Kamis (8/1). Dia lebih yakin bisnis yang digeluti May karena di rumahnya dipasang beragam poster dan tulisan tentang bisnis yang digelutinya.
Pertemuan pertama dengan May bisa membuat Ulul terpikat untuk ikut bisnis yang sedang digeluti May. Puncaknya, siang kemarin sekitar pukul 11.00 usai pulang sekolah, dia kembali menemui May dan mengutarakan kesanggupannya untuk ikut serta berbisnis. Di tempat itu, dia bertemu dengan banyak pelajar yang mengaku ingin ikut serta bisnis sampingan itu. "Jumlahnya sekitar 20 orang,'' ujarnya.
Dalam pertemuan itu, May minta para siswa memilih bisnis apa yang akan digeluti. Siswa yang ingin bisnis pulsa -berjumlah 11 orang- diminta untuk menyerahkan HP. "Katanya, HP itu bakal di-setting di sebuah counter dekat Stasiun Kota Baru untuk memudahkan teknis transfer pulsa,'' beber Alul.
Siswa pun tidak keberatan dan menyerahkan HP kepada May. Setelah HP berpindah tangan, May minta mereka menunggu sebentar. Namun, setelah ditunggu tiga jam, para siswa curiga karena May tak kunjung kembali. Apalagi, saat bertanya kepada penghuni rumah Jupriadi, 52, May diketahui baru kos dua hari. Saat dicek di kamarnya, ternyata semua barangnya sudah tidak ada. Sadar tertipu, para siswa melaporkan kejadian itu ke polisi.
Ketua RT 08 RW 09 Kelurahan Kesatrian Suyati Soedarsono mengatakan bahwa May bukanlah warganya. "Orang yang menempati rumah itu adalah Pak Jupri (Jupriadi, Red). May tidak ada,'' ucapnya.
Kasat Reskrim Polresta Malang AKP Kusworo Wibowo mengatakan semua korban sudah diperiksa. Polisi juga telah mengantongi ciri-ciri pelaku. May langsung diburu di terminal atau stasiun guna mengantisipasi kabur ke luar kota. jawapos.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu