tag:blogger.com,1999:blog-42109262338289000212024-02-19T19:17:19.502+07:00Smart-Schools Blogsmart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comBlogger351125tag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-3915886058532328232009-04-17T21:12:00.000+07:002009-04-17T21:14:00.628+07:00Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Ditargetkan 92 Persen<span class="fullpost">Ujian nasional datang lagi pekan depan. Sektiar 2,2 juta siswa akan menjadi peserta ujian nasional yang akan digelar pekan depan. Badan Standar Nasional Pendidikan menargetkan tingkat kelulusan pada tahun ini mencapai 92 persen.<span id="fullpost"><br /><br />Setiap tahun akan ada kenaikan nilai minimal standar kelulusan yang ditetapkan. Pada 2008, standar kelulusan 5,25. Sedangkan untuk tahun ini menjadi 5,50. Kenaikan standar dengan alasan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.<br /><br />Mendekati pelaksanaan ujian nasioanal, distribusi soal-soal 40 persen lebih telah sampai di tingkat kabupaten/kota. Ujian digelar bertahap untuk masing-masing jenjang pendidikan yakni SMA (20-24 April), SMP (27-30), dan SD (12-14 Mei).liputan6.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-7870598860937200262009-04-17T21:10:00.000+07:002009-04-17T21:11:35.052+07:00Praktisi: Target Kelulusan Ujian Nasional Terlalu Muluk<span class="fullpost">Praktisi pendidikan pesimis dengan target kelulusan ujian nasional sebesar 92 persen yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan. Alasannya, standar nilai yang naik 0,25 menjadi 5,5. <span id="fullpost">Praktisi pendidikan Arif Rahman justru menyarankan pihak yang membuat kebijakan memikirkan kembali dampak dari target itu. "Ujian nasionalnya perlu, tetapi rumus kelulusannya harus dikaji ulang," kata Arif Rahman di Jakarta, Jumat (17/4).<br /><br />Berbeda dengan Arif Rahman, Suwano, Wakil Kepala SMA 3 Setiabudi, Jakarta Pusat, malah optimis sekolahnya dapat meluluskan siswanya sebanyak 100 persen. Tahun lalu, target kelulusan 97 persen diraih SMA 3 Setiabudi.<br /><br />Untuk wilayah DKI Jakarta, pelaksanaan ujian nasional dibagi menjadi 16 rayon. Hingga kini, soal-soal ujian belum diterima pihak sekolah. Soal baru bisa diambil pihak sekolah beberapa jam sebelum ujian berlangsung. Menurut dinas terkait, hal ini dapat menurunkan tingkat kecurangan dan kebocoran saat ujian berlangsung<br /><br />liputan6.com<br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-1277115318389393732009-04-17T20:57:00.001+07:002009-04-17T21:00:44.871+07:00Anggaran Sekolah Gratis Rawan Korupsi<span class="fullpost">Sekolah gratis yang dicanangkan pemerintah pada tahun ini akan sulit Indonesia. Pasalnya, dana bantuan operasional sekolah (BOS) sebagai penunjang terwujudnya sekolah gratis rawan korupsi karena hanya diketahui kepala sekolah masing-masing. Demikian dikatakan Ade Irawan, Koordinator Advokasi Publik Indonesian Corruption Watch atau ICW di Jakarta.<span id="fullpost"><br /><br />Untuk itu, ICW bersama dengan Dompet Duafa dan Yappika bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi publik dalam mewujudkan sekolah gratis. Kerja sama ini akan menghimpun dana masyarakat dan diharapkan selama tiga bulan kedepan dapat mengumpulkan dana sebesar Rp 150 juga hingga Rp 200 juta.<br /><br />Diharapkan selama tiga bulan ini peran serta masyarakat kian meningkat sehingga dapat mempercepat terwujudnya sekolah yang benar-benar gratis tanpa adanya pungutan.<br />liputan6.com<br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-8884040943151020242009-02-09T07:32:00.001+07:002009-02-09T08:34:02.504+07:00Enam Mahasiwa Asing Bawakan Tari Bali<span class="fullpost">Sebanyak enam dari 23 mahasiswa asing yang tengah menempuh pendidikan kesenian di Institut Seni Indonesia (ISI) unjuk kebolehan dengan membawakan tiga tarian.<span id="fullpost"><br /><br />Tari yang dibawakan yaitu tari pendet dan margapati yang ditampilkan oleh Sarka Bartuskova (Ceko), Lucia Mendoza Aquino Cwiek (Meksiko), Berta Maria Henandez (Meksiko), dan Hisano Nakamoto (Jepang). Sedangkan tari baris dilakukan oleh Jan Polivka (Ceko).<br /><br />Penonton pun dibuat terpukau dengan tarian lemah gemulai disertai gerakan jari lentik, mata indah. Kehadiran mereka adalah dalam rangka pentas darmasiswa RI, ISI Denpasar untuk tahun ajaran 2008/2009.<br /><br />Sarka, salah satu mahasiswa yang telah belajar seni tari selama 1,5 tahun ini mengaku senang karena keinginannya untuk belajar tari bali terwujud.<br /><br />"Tarian bali itu unik, karena gerakannya begitu kompleks dan semua tubuh mulai dari ujung kepala dan kaki bergerak semua dengan ekspresi beraneka ragam," ungkapnya usai membawakan dua tarian yaitu pendet dan margapati di Denpasar.<br /><br />Sebagai pemula, awalnya dia mengaku cukup kesulitan untuk menirukan gerakan, tapi toh lama kelamaan dapat diatasi kesulitan itu. "Karena saya suka untuk bisa menari secara benar saya butuh waktu sampai enam bulan," tuturnya.<br /><br />Mereka yang dapat menari secara baik, nantinya akan dilibatkan dalam upacara panca wali krama yaitu upacara sakral di Pura Besakih yang digelar setiap 10 tahun sekali.<br /><br />"Kita ajak mereka untuk ngayah (bekerja dengan sukarela) juga untuk pentas dari desa ke desa," imbuh koordinator mahasiswa asing ISI Denpasar, Ni Komang Artini. okezone.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-72039028148912957552009-02-05T08:26:00.001+07:002009-02-05T08:37:23.373+07:00Tamu Belia di KPU Jawa Barat<span class="fullpost">Tidak hanya kader partai politik yang menyambangi KPU Jawa Barat. Sejumlah siswa sekolah pun sering datang ke gedung penyelenggara pemilu tersebut.<span id="fullpost"><br /><br />Seperti kemarin, tujuh orang siswa dari SMP Negeri 4 Bandung datang ke KPUD. "Kami ingin ketemu anggota KPU Jawa Barat," ujar Fitria, salah satu siswa tersebut.<br /><br />Apakah kalian sedang demo? "Hehehe, tidak!" tambahnya.<br /><br />Fitria mengatakan, dia dan teman-temannya ingin mengetahui seluk-beluk badan tersebut. Sebab, kata Fitria, sekolah sedang melakukan simulasi pemilu.<br /><br />"Kami kebagian jatah sebagai KPU. Nah, kami harus ketemu KPU dulu biar ngerti soal KPU," tambah Dendi Septa Nugraha, seorang siswa lainnya.<br /><br />Fitria dan Dendi kompak mengatakan jika pemilu sudah merupakan mata pelajaran wajib di sekolah. Pemilu menjadi salah satu bagian pelajaran dari Pendidikan Kewarganegaraan.<br /><br />"Tapi kami benar-benar tidak tahu apapun soal pemilu dan KPU," tandas Fitria.<br /><br />saat ditanya tentang bahan bacaan KPU dan pemilu, Fitria mengaku tidak pernah memperoleh bahan bacaan tersebut. Sebab, sekolah juga tidak menyediakan. detik.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-81913855217092893732009-02-04T09:50:00.001+07:002009-02-04T09:52:04.699+07:00Ikapi Gelar Pameran Buku<span class="fullpost">Mengawali tahun 2009, pameran buku terbesar bakal kembali hadir di Jogja untuk memenuhi tanggungjawab dari para penerbit kepada para pecinta buku dan masyarakat yang hobi membaca. Pameran bertajuk Pikiran Dibuka Nurasi Bicara ini diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)<span id="fullpost"> DIJ besok pada 11 hingga 16 Maret mendatang di Jogja Expo Center (JEC) yang diikuti 500 penerbit se-Indonesia dengan jumlah stan sebanyak 104.<br /><br />Even akbar ini memiliki nilai tersendiri. Pasalnya, pameran digelar menjelang pesta demokrasi yakni pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang dihelat pada April dan Juli mendatang.<br /><br />"Sesuai dengan tema pameran ini. Ikapi berharap rakyat dapat bersikap bijak dan berpegang pada hati nurani dalam menentukan pilihannnya," kata Ketua Panitia Pesta Buku YB Priyanahadi dalam konferensi pers di Bambo Resto Jalan Veteran kemarin.<br /><br />Meski pameran di gelar menjelang pemilu, Hadi menjamin bahwa dalam pameran tidak ada satu pun poster atau media kampanye politik yang dipasang di tempat stan pameran. "Kami sudah mengingatkan kepada penyewa stan supaya tidak membawa atau membagikan poster kampanye politik," tambahnya.<br /><br />Selain menggelar pameran buku, tambah Hadi, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa agenda seperti pembuat buku besar yang diikuti siswa TK dan SD se-DIJ, pentas kesenian, fashion show, lauching buku, temu penulis.<br /><br />"Dalam pembuatan buku itu nanti ada yang menulis dan menggambar. Ukuran kertasnya 160 cm2 sebanyak seribu halaman. Kegiatan itu dilakukan pada 16 Maret, hari terakhir pameran," kata Seksi Acara Muhyidin.<br /><br />Menurut Hadi, pihaknya menargetkan 3000 pengunjung dalam setiap hari. Untuk menarik minat pengunjung, panitia telah menyiapkan door prize diantaranya satu buah sepeda motor, TV dan lain-lain, yang bakal diundi di akhir acara.<br /><br />Pengunjung yang membeli buku minimal Rp 25 ribu akan mendapatkan satu kupon yang dapat digunakan untuk undian. "Door prize ini juga untuk penyewa stan pameran," jelas Hadi. jawapos.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-42797909632985914312009-02-04T08:17:00.000+07:002009-02-04T09:45:10.151+07:00Anak-anak TKI di Sabah Kini Bisa Nyanyi "Indonesia Raya"<span class="fullpost">Mengharukan juga melihat dan mendengar anak-anak kelas 3 SD Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) menyanyikan lagu "Indonesia Raya" dan "Garuda Pancasila" sebelum mereka memulai belajar.<span id="fullpost"><br /><br />"Inilah cara kami mengenalkan Indonesia dan menumbuhkan rasa cinta pada diri anak-anak TKI di Sabah terhadap negara tercinta, Indonesia," kata Dadang Hermawan, Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sabah, Borneo.<br /><br />Sekitar 80 persen, anak-anak TKI yang sekolah di SIKK lahir di Sabah. Mereka kurang mengenal Indonesia. Lahir karena orang tua mereka adalah buruh perkebunan kelapa sawit. Anak-anak TKI itu tumbuh dan besar di negeri orang tanpa bisa mengecap pendidikan formal seperti umumnya anak-anak Indonesia di tanah air dan anak-anak warga Malaysia.<br /><br />"Tidak betul juga jika dikatakan anak-anak TKI tidak bisa belajar di sekolah Malaysia. Yang dilarang adalah sekolah kebangsaan karena itu ada subsidinya. Anak warga asing seharusnya sekolah di swasta atau sekolah internasional," kata atase pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Imran Hanafi.<br /><br />"Di sinilah persoalannya, orang tuanya berprofesi sebagai TKI tidak mampu membayar sekolah swasta apalagi sekolah internasional sehingga ribuan anak-anak TKI bisa mengecap pendidikan formal," tambah dia.<br /><br />Ditambah lagi, peraturan imigrasi Malaysia melarang pekerja asing membawa anggota keluarganya, baik anak dan istri, termasuk dilarang kawin.<br /><br />Namun kenyataannya, TKI yang bekerja di Sabah, apakah itu menjadi buruh perkebunan kelapa sawit atau menjadi pembantu, membawa keluarganya. Para majikannya tampaknya mengijinkan hal itu demi kenyamanan dan loyalitas kerja para buruhnya.<br /><br />Menurut data KJRI Kota Kinabalu tahun 2006, ada sekitar 24.199 anak-anak TKI di Sabah tidak bisa mendapatkan pendidikan. Karena saat itu yang dicatat hanya anak-anak usia sekolah maka pada tahun 2008, diperkirakan 30.000 anak-anak TKI yang tidak mengecap pendidikan formal.<br /><br />Hambatan Sekolah<br /><br />Masalah buruh di perkebunan kelapa sawit untuk tidak boleh kawin dan membawa keluarga menjadi suatu dilema. Aturan imigrasi Malaysia memang buruh asing dilarang kawin dan membawa keluarganya, kecuali ekspatriat.<br /><br />Hal itu diakui Manajer SDM Sabah Land Development Board (SDLB) Syaheddrul Joddari. "Kami punya buruh laki-laki dan wanita. Walaupun kami selalu melarang mereka kawin, tapi yang namanya cinta sulit dicegah. Perkawinan baik resmi atau tidak terjadi di perkebunan hingga mereka punya anak," katanya.<br /><br />Melihat ada buruh yang kawin, punya istri dan anak sudah tentu mendorong buruh yang punya istri di kampung untuk membawa keluarganya ke Sabah. Hal ini berlangsung sekian lama sehingga ribuan anak-anak buruh perkebunan kelapa sawit kini tidak bisa mengecap pendidikan formal. Apalagi setelah ada revisi UU Pendidikan di Malaysia yang mendiskriminasi anak buruh asing bersekolah di sekolah milik pemerintah karena ada unsur subsidinya.<br /><br />"Bagi majikan dan perusahaan perkebunan, ada keluarga buruh menciptakan kenyamanan kerja bagi si buruh. Jika nyaman maka loyalitas kerja juga bagus. Selain itu, anak-anak dan istri buruh juga bisa sekaligus bekerja untuk menambah penghasilan keluarga. Apalagi anak-anak buruh tidak bersekolah maka bekerja di perkebunan kelapa sawit selain menambah penghasilan juga kegiatan yang baik untuk membunuh waktu," kata konsuler bidang ketenagakerjaan KJRI Kota Kinabalu, Umbara Setiawan.<br /><br />Anak tidak bisa sekolah sudah tentu akan menambah panjang kemiskinan keluarga buruh. Pemerintah Indonesia dan Malaysia dibantu LSM Humana berbasis di Eropa mencoba mengadakan sekolah informal. Anak-anak TKI dan buruh Filipina diajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Tidak ada jenjang kelas. Yang penting bisa membaca, menulis dan berhitung.<br /><br />Pemerintah Malaysia juga sudah meminta perusahaan perkebunan secara sukarela menyediakan gedung sekolah informal. Kini ada sekitar 90 gedung sekolah informal yang dikelola Humana dengan jumlah murid sekitar 7.000 orang. Sejak tahun 2007, Indonesia telah mengirimkan 109 guru.<br /><br />Tapi upaya pemerintah Indonesia tidak cukup sampai di situ saja. Atas dasar hubungan baik kedua negara, kedua kepala pemerintahan sepakat untuk mengijinkan adanya sekolah Indonesia di Kota Kinabalu bagi anak-anak TKI.<br /><br />Sudah Operasi<br /><br />Sekolah Indonesia Kota Kinabalu beroperasi sejak 1 Desember 2008 dengan jumlah 274 murid sekolah dasar (SD). SIKK memiliki enam ruang kelas di kompleks pertokoan Alam Mesra, Kota Kinabalu.<br /><br />Dengan enam kelas, SIKK ini dapat menampung 326 anak TKI, tapi kini baru menampung 274 anak karena baru empat guru termasuk kepala sekolah ikut mengajar. "Dalam waktu dekat akan ada empat guru tambahan lagi datang dari Indonesia," kata Dadang Hermawan.<br /><br />"Agar dapat memberikan pendidikan yang lebih luas kepada anak-anak TKI, SIKK akan mengadakan pendidikan non formal melalui paket A, paket B dan paket C, " tambah dia.<br /><br />Untuk tahun pertama, seluruh anak-anak SIKK diberikan seragam baru "Merah Putih" dan buku-buku pelajaran. "Mereka sangat antusias dalam belajar. Masuk pukul tujuh tapi pukul 6 banyak yang sudah tiba di sekolah. Itu artinya mereka sudah meninggalkan rumah ke sekolah jam 05 pagi," ungkap Dadang.<br /><br />Orang tua murid, Edijatmiko, asal Malang mengaku sangat senang ada sekolah Indonesia di Kota Kinabalu karena kini anaknya bisa mendapatkan pendidikan informal. "Selama ini, anak-anak kami hanya sekolah seperti madrasah di kampung. Tidak bisa masuk ke sekolah formal," katanya.<br /><br />Menurut data KJRI, ada 576 anak TKI yang ingin sekolah di SIKK. Tapi setelah diadakan seleksi dan evaluasi hanya 274 yang bisa masuk sekolah formal. "Banyak anak-anak TKI di usia 11 tahun tapi belum bisa baca. Terpaksa kami tidak bisa terima," kata Kepsek SIKK Dadang.<br /><br />Nabila, murid kelas I SIKK, mengaku senang bisa sekolah di SIKK. "Teman-teman juga senang bisa memakai seragam merah putih, seragam sekolah Indonesia. Saya kini sudah hafal lagu Indonesia Raya dan Garuda Pancasila," katanya sambil tersenyum. antara.co.id<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-54846490196332983672009-02-02T08:24:00.000+07:002009-02-02T08:25:55.229+07:0070 Persen Guru Ditargetkan Melek Internet pada 2014<span class="fullpost">Direktur Southeast Asian Ministers Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) Gatot Hari Priowirdjanto menyatakan pemerintah menargetkan sebanyak 70 persen guru di Indonesia mampu mengoperasikan perangkat teknologi komunikasi seperti internet pada 2014. <span id="fullpost"><br /><br />"Saat ini sedang diupayakan material pengembangan teknologinya," kata Gatot saat ditemui usai Seminar 'Building Foundation for ICT-based Lifelong Learning through School Partnership' di Komplek Universitas Terbuka, Sawangan, Depok, Jawa Barat.<br /><br />Pelatihan guru melek internet, kata Gatot, tidak akan dilakukan dengan metode konvensional. "Saat ini ada 2,7 juta guru. Kalau dilatih secara konvensional akan mahal dan lama. Pelatihan akan dilakukan jarak jauh," lanjut Gatot.<br /><br />Sekretaris Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Giri Suryatmana menyatakan pelatihan ini dilakukan seiring perkembangan teknologi yang semakin cepat. <br /><br />Setelah mampu mengoperasikan internet, kata Giri, guru diharapkan mampu membawa prinsip teknologi ke proses belajar mengajar, contohnya belajar lewat perangkat multimedia. Selain itu, guru diharapkan berbagi pengalaman mengajar dan menggunakan teknologi lewat website atau blog. Guru juga harus menjadi sumber informasi bagi masyarakat.<br /><br />Pada 2008, Giri menjelaskan pelatihan pembelajaran teknologi sudah dilakukan. Namun baru menjangkau 80 ribu guru saja. Lambatnya proses pembelajaran teknologi, kata dia, terjadi karena pemerintah lebih fokus ke peningkatan kesejahteraan guru. "Tidak mungkin belajar teknologi tinggi kalau perut lapar," ujar Giri.<br /><br />Pada 2009, pemerintah akan memfasilitasi 1.900 kelompok kerja guru di 235 kabupaten terpencil dengan pemancar teknologi satelit. tempointeraktif.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-22302518895993933162009-02-02T08:05:00.000+07:002009-02-02T08:10:03.138+07:00Seluruh Guru Bantu di Sumut Diangkat Sebelum Pemilu<span class="fullpost">Seluruh guru bantu di Sumatera Utara tahun ini akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil dan mulai ditempatkan sebelum elaksanaan pemilihan umum. Penempatan guru bantu tersebut akan disesuaikan dengan permintaan pemerintah kabupaten/kota.<span id="fullpost"><br /><br />Menurut Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara (Sumut) Mahdi Ibrahim, saat ini jumlah guru bantu di Sumut mencapai 610 orang, dari total sekitar 12.000 guru bantu yang direkrut selama kurun waktu 2004-2005.<br /><br />Sisa guru bantu yang belum diangkat menjadi PNS, menurut Mahdi, akan segera diangkat sebelum pelaksanaan pemilu.<br /><br />"Mereka ini sebenarnya bagian dari 12.000 guru bantu yang direkrut di seluruh Sumut dalam kurun waktu tahun 2004-2005. Pengangkatan ini merupakan janji pemerintah yang pada tahun 2009 akan mengangkat semua guru bantu menjadi pegawai negeri sipil," kata Mahdi di Medan, Minggu (1/2).<br /><br />Tahun 2009 ini rencananya pemerintah pusat mengangkat total 13.000 guru bantu menjadi PNS di seluruh Indonesia.<br /><br />Selama ini kata Mahdi, 610 guru bantu di Sumut digaji dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui dana alokasi umum (DAU) yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota. "Untuk itu, penempatan mereka setelah pengangkatan akan langsung diserahkan ke kabupaten/kota," katanya.<br /><br />Mahdi mengaku belum tahu jumlah guru bantu yang selama ini digaji oleh pemerintah kabupaten/kota dengan dana APBD. "Kalau guru bantu yang digaji dengan APBN di Sumut akan diangkat seluruhnya pada tahun ini. Kami tidak tahu berapa banyak guru bantu yang digaji menggunakan dana APBD kabupaten/kota," katanya.<br /><br />Ketua Forum Komunikasi Guru Bantu Sumut Adi Wijaya mengungkapkan, pengangkatan seluruh guru bantu yang digaji oleh APBN pada tahun ini merupakan janji pemerintah dua tahun lalu. Saat itu, menurut Adi, pemerintah pusat mengatakan akan memberikan kejelasan nasib terhadap guru bantu di seluruh Indonesia yang direkrut tahun 2004 dan 2005.<br /><br />Menurut Adi, guru bantu yang telah memiliki masa kerja lebih dari satu tahun memiliki hak untuk diangkat menjadi PNS. Adi mendesak, setelah pengangkatan guru bantu menjadi PNS, pemerintah juga harus segera menyiapkan proses prajabatan agar mereka mendapatkan status kepegawaiannya secara pasti.<br /><br />Hingga tahun lalu, ketidakjelasan kebijakan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah menyangkut kepegawaian guru bantu di Sumut telah mengakibatkan ribuan guru bantu sempat tak menerima honor selama beberapa bulan.<br /><br />Guru bantu tak mendapatkan honor karena pemerintah daerah merasa mereka telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil, padahal surat pengangkatannya keluar belakangan. kompas.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-47365472188413039622009-01-31T08:48:00.000+07:002009-01-31T08:49:17.838+07:00'Jangan Pandang Bulu antara PTN dan PTS'<span class="fullpost">Beasiswa yang diterima Perguruan Tinggi Swasta (PTS) lebih kecil dibanding yang diterima Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Rektor Universita Pasundan (Unpas) Didi Turmudzi berharap pemerintah tidak pandang bulu antara PTN dan PTS.<span id="fullpost"><br /><br />Hal tersebut diungkapkan rektor seusai menyerahkan beasiswa dari Disdik Jabar kepada 280 mahasiswa-mahasiswi Unpas berprestasi, di Kampus Unpas Jalan Setiabudi, Bandung.<br /><br />"Apabila diberlakukan kompetisi yang sama mungkin para PTS akan meningkatkan mutunya," kata Didi.<br /><br />Menurut Didi, selama ini pengembangan PTS hanya bergantung dari dana orangtua Mahasiswa-mahasiswi berbeda dengan negeri yang mendapatkan dana dari pemerintah pusat dan pemerintah Daerah.<br /><br />Dalam setahun PTN hanya mampu mengalokasikan beasiswa pertahun untuk satu orang sejumlah Rp 2,5 juta. Sedangkan PTN mampu mengalokasikan dana beasiswa selama setahun dan per orang senilai 3,5 juta. "selain dari Pemerintah Pusat PTn juga dapat alokasi dari Pemerintah Daeah,' jelas Didi.<br /><br />Sementara itu, dari 280 mahasiswa Unpas yang menerima besiswa 250 diantaranya adalah mahasiswa-mahasiswi berprestasi namun dengan ekonomi lemah. Sementra selebihnya adalah mahasiwa yang berprestasi selama masa SMAnya. detik.com<br /><br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-10058805941836735862009-01-31T08:34:00.000+07:002009-01-31T08:48:13.765+07:00Sulit Bahasa Verbal, Non Verbal pun Jadi<span class="fullpost">marsha Natama Pasaribu, bocah berumur 13 tahun yang mengalami kesulitan berinteraksi sosial lewat bahasa verbal ini, ternyata bisa memanfaatkan kelemahannya lewat bahasa non verbal.<span id="fullpost"><br /><br />Bahasa simbolik yang ia tuangkan lewat gambar-gambar yang dipajang dalam pameran yang bertajuk 'The New Power of Friends' ini merupakan bentuk interaksi sosialnya terutama dengan ibunya sendiri.<br /><br />Ibunda Marsha, Riama Maslan Sihombing menuturkan anak yang mengalami gangguan untuk berinteraksi sosial (spektrum autis), sebaiknya harus dilatih untuk menghadapi kenyataan, salah satunya lewat gambar.<br /><br />Walaupun Marsha berbeda dengan anak yang pada umumnya, Riama mengaku tetap mendukung anaknya dalam berekspresi seni apapun. "Saya selalu mendukung kegiatan Marsha, mulai dari menggambar hingga mengotak-atik musik lewat komputer," ujar Riama.<br /><br />Dalam satu hari Marsha biasa menggambar selama 6 jam. Karena itu sang ibu ingin anaknya menjadi anak yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.<br /><br />"Kelebihan spektrum autis membuat sang anak menggemari sesuatu tanpa tanggung-tanggung, dan gampang dituntun. Oleh karena itu saya selalu menuntun Marsha dalam bidang kesenian," ujar wanita yang gemar mendatangi mengoleksi barang-barang unik ini.<br /><br />Hambatan Marsha dalam berinteraksi sosial lewat bahasa verbal, tidak membuat sang Ibu menyerah pada kenyataannya.<br /><br />"Karena saya bergerak dalam bidang seni rupa, saya mengajarkan Marsha lewat media visual. Sebagai contoh, saya pernah mengajarkan kepada Marsha tentang rutinitas bangun pagi lewat media visual," ujar wanita yang sehari-harinya mengajar di FSRD ITB ini. detik.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-57593945475768946652009-01-30T11:17:00.000+07:002009-01-30T11:18:04.384+07:00Pemprov Bantu Ujian Siswa<span class="fullpost">Sejumlah 5.907 siswa SMK se-Kota Malang mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim untuk pelaksanaan ujian kompetensi kejuruan (UKK). Para siswa yang terbagi dalam 32 program studi (prodi) itu mendapatkan nominal bantuan berbeda-beda.<span id="fullpost"><br /><br />"Kalau angka pastinya kami belum tahu. Kalau dikira-kira antara Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per siswa," kata Kunti Nursasiati, kasi Sarpras Dikmen Diknas Kota Malang, kemarin.<br /><br />Menurutnya, bantuan UKK itu untuk membiayai ujian praktik siswa. Besarannya berbeda karena praktik per prodi juga berbeda. Biaya ujian prodi tata busana bisa jadi lebih besar dibanding prodi tata rambut. Begitu pula prodi teknik biasanya biayanya lebih besar daibanding dengan prodi non-teknik. "Masing-masing ada rinciannya. Masih diambil di Surabaya," kata pejabat asal Jogja ini.<br /><br />Konsekwensi dari hasil ujian praktik siswa, lanjut Kunti, biasanya produk yang dihasilkan menjadi milik sekolah. Produk-produk itu bisa dijual untuk umum. Di beberapa SMK, besaran rupiah hasil penjualan produk ujian praktik mempengaruhi nilai siswa. "Kalau produknya bagus dan laku mahal, maka siswa biasanya mendapatkan nilai bagus. Sebab dia berhasil membuat produk bermutu sekaligus potensial untuk wirausaha," katanya.<br /><br />Baru tahun ini, kata Kunti, bantuan UKK diturunkan dari APBD Provinsi Jatim. Tahun-tahun sebelumnya, dana berasal dari APBN. Perubahan sumber dana itu membawa dampak positif. Yakni pencairan bisa cepat karena birokrasi lebih pendek. Manfaatnya bagi sekolah dan siswa, bisa segera dicairkan beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian Maret mendatang. "Kalau tahun-tahun sebelumnya, sampai telat-telat karena klaimnya harus ke pusat," kata Kunti.<br /><br />Bagaimana dengan biaya ujian praktik dari siswa? Biasanya, siswa ingin karyanya bagus. Maka kalau bantuan tidak sesuai keinginannya, biasanya mengeluarkan dana sendiri. Siswa berhak untuk itu. "Bantuan sifatnya terbatas. Bisa saja untuk kelengkapan lain, siswa mengeluarkan biaya sendiri," katanya. jawapos.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-61409359420105228172009-01-30T11:03:00.000+07:002009-01-30T11:10:46.722+07:00Virus Obama Sambangi Komputer Sekolah<span class="fullpost"> Sebuah worm internet baru berhasil dideteksi. Virus dengan menampilkan gambar Barack Obama ini berhasil mencemari komputer di sekolah-sekolah Illinois.<span id="fullpost"> <br /><br />Perusahaan distributor software keamanan AVG Walling Data mengemukakan, worm yang ditemui di sebagian komputer sekolah di Illinois ini menyebar melalui perangkat memori eksternal seperti USB Drives dan juga melalui pembagian jaringan.<br /><br />"Worm tersebut bisa jadi hanya sebuah akal-akalan dari murid di salah satu sekolah. Pasalnya, program virus ini sangat sederhana, menggunakan varian kode MAL_OTORUN," ujar analis senior Trend Micro Jamz Yaneza, seperti dikutip melalui Cnet, Jumat (30/1/2009).<br /><br />Yaneza pernah menemukan, worm bergambar Obama tersebut akan langsung muncul di komputer yang terinfeksi, tepatnya akan mengambil posisi di ujung kanan bawah layar komputer. Lama kelamaan gambar tersebut akan mengganggu hingga akhirnya virus tersebut akan mencuri semua data penting komputer tersebut, termasuk data penting sekolah yang dituju.<br /><br />"Selalu ada kemungkinan salah satu murid di sekolah tersebut sebagai pelaku penyebar worm. Silakan saja ditelusuri. Mulai dari murid yang terpintar, teraneh, hingga yang paling tidak gaul sekalipun," ujar Roger Thompson, dari Thompson Security Labs. okezone.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-60260465878710553402009-01-29T09:34:00.000+07:002009-01-29T09:35:11.822+07:0017 Guru SMP Banten Belajar Teknologi ke Korea Selatan<span class="fullpost">Sebanyak 17 guru sekolah menengah pertama (SMP) asal Provinsi Banten diberangkatkan ke Korea Selatan untuk belajar teknologi informasi.<span id="fullpost"><br /><br />Para guru itu secara simbolis dilepas Sekretaris Pemerintah Banten Muhadi di Aula Setda Provinsi Banten. Turut hadir dalam acara itu Kepala Dinas Pendidikan Banten Eko Endang Koswara dan Ketua DPRD Banten Ady Suryadharma.<br /><br />Ke-17 guru itu direncanakan terbang dari Jakarta menuju Korea Selatan pada Kamis, 29 Januari, dan kembali ke tanah air pada tanggal 6 Februari mendatang.<br /><br />Selama di Korea Selatan, para guru itu akan melakukan studi banding ke sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, industri, lembaga pemerintahan yang ada di kota Chungcheongbuk-do untuk dijadikan contoh penyelenggaraan pendidikan di Banten.<br /><br />Selama di negeri ginseng itu mereka akan didampingi seorang liason officer dari Korea Selatan Lee Jae Pil dan dua orang staf administrasi dari Dinas Pendidikan.<br /><br />Menurut Eko Endang Koswara, kerja sama pengiriman guru dari Banten ke Korea Selatan telah berjalan sejak 2005 lalu. "Ini program kami yang keempat," ujarnya.<br /><br />Hingga saat ini, kata Eko, telah dilatih 120 guru setingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Korea Selatan.<br /><br />Selain belajar teknologi infornasi, Pemerintah Korea Selatan juga telah menyumbang 450 unit komputer untuk sekolah-sekolah di Banten.<br /><br />Selama mengikuti pelatihan di Korea Selatan, kata Eko, semua keperluan biaya, akomodasi, makan, minum dan uang saku telah dijamin oleh Pemerintah Korea Selatan.<br /><br />Muhadi mengatakan program itu memberi dampak positif kepada pelajar di Banten. "Hubungan baik dengan Korea Selatan ini akan kami jaga," kata dia. Pemerintah Banten, kata Muhadi, pada tahun ini akan merealisasikan anggaran 20 persen untuk sektor pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan. tempointeraktif.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-2714183575525896682009-01-29T09:22:00.000+07:002009-01-29T09:30:28.496+07:00Seperti Kembali ke Rumah, Cisco Pilih Parkir di ITB<span class="fullpost">Cisco memilih ITB sebagai tempat terakhir dalam roadshow Cisco Express-Network on Whells (NoW) karena 70 persen karyawan Cisco Indonesia alumni ITB. Kontainer Cisco akan terparkir di depan gerbang ITB sampai tanggal 30 Januari 2009.<span id="fullpost"><br /><br />Demikian dikatakan oleh Managing Director Cisco Indonesia Irfan Setiaputra dalam tur Cisco Express-NoW di ITB.<br /><br />"Bukan pilihan yang sulit saat memilih tempat setelah Jakarta. Karena 70 persen karyawan kita adalah alumni ITB dan 90 persennya dari jurusan elektro. Jadi ini seperti kembali ke rumah," kata Irfan.<br /><br />Sebelumnya direncanakan di Indonesia, kontainer Cisco akan menyambangi 5 kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Namun akhirnya hanya 3 kota yakni Jakarta, Depok dan Bandung yang dikunjungi oleh Cisco Express-Network on Wheels (NoW).<br /><br />Dalam kontainer sepanjang 40 kaki ini dipamerkan teknologi maju dan masa depan yang dimiliki oleh Cisco. Solusi teknologi seperti unified communication, reklame digital, otomatisasi bangunan, sistem kendali energi dan pengelolaan fasilitas yang memungkinkan pengunanya dapat selalu berkomunikasi. detik.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-58131604443165069162009-01-28T08:55:00.000+07:002009-01-28T08:57:00.879+07:00Demonstran SBY Terkapar di Jalanan<span class="fullpost">Puluhan demonstran dari Aliansi Mahasiswa Anti Badan Hukum Pendidikan (AMAB) yang berniat menghadang kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (27/1), bentrok kecil dengan aparat kepolisian di Jalan Mayjen Pandjaitan Kota Malang.<span id="fullpost"><br /><br />Setelah upaya menembus barikade polisi gagal, demonstran kemudian memutuskan tiduran di jalan. Presiden datang ke Malang untuk meresmikan sejumlah fasilitas pendidikan di kota tersebut.<br /><br />Tanda-tanda bentrok muncul sejak pukul 10.00. Mahasiswa dari elemen SMN, FMN, FORBAS, KOMMA, dan sebagainya mulai merangsek mendekati pintu gerbang Unibraw. SBY dijadwalkan datang ke Unibraw pukul 10.25. Setidaknya tiga kali para demonstran tersebut mencoba menembus barikade polisi bertameng. Namun, semakin mereka merangsek, semakin kuat polisi mendorong menjauhkan mereka dari gerbang belakangUnibraw.<br /><br />"Kenapa kami dilarang bertemu SBY? Kami hanya ingin bertemu dan berbicara dengan kepala negara sebagai wakil kami di pemerintahan?" teriak anggota aksi, Bram.<br /><br />Setelah upayanya menembus dua lapis barikade polisi gagal, lebih dari 50-an demonstran tersebut akhirnya memutuskan tidur-tiduran di jalanan. Mereka terkapar di jalanan sejak pukul 10.50-11.20. "Kita tidak akan lelah memperjuangkan nasib rakyat. Ini salah satu bentuk aksi damai kami untuk memperjuangkan hak-hak rakyat," ujar Bram. kompas.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-79466987287885089952009-01-28T08:43:00.001+07:002009-01-28T08:51:55.723+07:00Edu Fair Solusi Mencari Perguruan Tinggi<span iclass="fullpost">Pameran pendidikan untuk siswa SMA dan orang tua siswa akan digelar besok, Rabu (28/1/2009), di gedung SMAN 5, Jalan Belitung, Bandung, pameran yang bertajuk Edu Fair ini akan menampilkan sekitar 20 perguruan tinggi, baik nasional maupun internasioal.<span id="fullpost"><br /><br />Tidak hanya perguruan tinggi saja yang akan mengisi di pameran ini, sejumlah konsultan pendidikan dari dalam maupun luar negeri juga ikut andil dalam pameran pendidikan ini.<br /><br />"Pameran ini menghadirkan sekitar 20 perguruan tinggi ternama seperti, STAN, UNPAR, UNPAD dan masih banyak lagi perguruan tinggi dalam negeri yang akan hadir dalam event besok. Selain itu pameran ini juga diikuti oleh universitas terkemuka dari Malaysia yaitu, Universiti Tun Abdul Razak (Unitar)," jelas Eka Humas SMAN 5 Eka Harijanto.<br /><br />Acara yang bertujuan untuk menginformasikan profil-profil perguruan tinggi ini, akan dimulai dari pukul 08.00 hingga 15.30, "Acara tersebut bertujuan untuk memberi tahu informasi tentang perguruan tinggi kepada siswa SMA dan akan memberikan gambaran tentang dana untuk masuk ke perguruan tinggi kepada para orang tua siswa," papar Eka saat ditemui di SMAN 5, Selasa (27/1/2009).<br /><br />Lebih lanjut Eka menjelaskan, acara tersebut akan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan kota Bandung, Oji Mahroji. Selain itu juga acara turut diramaikan dengan<br />penampilan kesenian angklung dan band yang akan dibawakan oleh siswa-siswi SMAN 5. "Kita juga memperbolehkan siswa sekolah lain untuk berapresiasi seni di sini," tambah Eka. detik.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-32126843521934610782009-01-24T10:44:00.001+07:002009-01-24T10:45:52.039+07:00Setahun Proses Seribu Guru<span class="fullpost">Sebanyak 2.100 dari 13.326 guru di Bantul telah bersertifikasi. Sisanya, diharapkan bisa mengikuti jejak guru lain secara bertahap setiap tahun. Pemkab Bantul menargetkan sebanyak 1.000 guru bisa tersertikasi setiap tahun.<span id="fullpost"><br /><br />Namun, target tersebut sangat tergantung dari alokasi dan kuota yang ditetapkan pemerintah pusat. "Ya, kita juga masih menghitung berapa kuota untuk Bantul setiap tahunnya," terang Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul Sahari kemarin.<br /><br />Dari jumlah 13.326 guru itu, sebanyak 8.229 diantaranya guru berstatus PNS. Sebanyak 4.937 orang berstatus GTT. Sebanyak 7.096 dari 13.326 guru telah menyandang gelar S1.<br /><br />Sahari berharap kualitas pendidikan di Bantul akan lebih meningkat lagi dalam tahun- tahun mendatang. jawapos.com<br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-76781804945427481142009-01-24T10:34:00.000+07:002009-01-24T10:44:00.116+07:00Tolak Kesepakatan Bupati dan Dewan<span class="fullpost">Poros Pendidikan belum puas dengan kesepakatan bupati dan dewan memberikan insentif sebesar Rp 150 ribu per bulan kepada seluruh GTT/PTT. Mereka menolak kesepakatan itu dan tetap bersikukuh agar insentif untuk GTT/PTT di Kabupaten Blitar sebesar Rp 500 ribu seperti tuntutan semula.<span id="fullpost"><br /><br />Penolakan tersebut disampaikan koordinator Poros Pendidikan, Abdul Kholiq. Menurut Abdul Kholiq, kenaikan insentif sebesar Rp 500 ribu tersebut dinilai sangat logis, setara dan sesuai dengan kinerja yang selama ini dilakukan GTT/PTT. Sebab pengabdian yang mereka lakukan tidak berbeda dengan yang dilakukan guru pada umumnya."Saya pikir logis dan pas tuntutan segitu harus disetujui. Kalau hanya Rp 150 ribu, tentu masih sangat jauh dari harapan," ujar Abdul Kholiq kemarin.<br /><br />Kholiq-demikian Abdul Kholiq akrab dipanggil mengatakan, penolakan insentif Rp 150 ribu yang disepakati tim anggaran eksekutif dengan panitia anggaran (panggar) legislatif sesuai dengan perhitungan rasionalisasi RAPBD 2009. Tuntutan kenaikan insentif Rp 500 ribu perbulan dirasa masih logis dan mampu dicover dalam anggaran. "Masih sangat mampu. Paling-paling, yang dibutuhkan tidak lebih dari Rp 30 miliar," katanya kepada Radar Blitar.<br /><br />Dengan kondisi tersebut, lanjut Kholiq, kini tergantung komitmen dari tim anggaran eksekutif maupun panggar DPRD Kabupaten Blitar. Artinya, jika kedua lembaga tersebut berkomitmen memperbaiki nasib GTT/PTT, akan sangat mudah memberikan persetujuan menaikan insentif senilai Rp 500 ribu. "Tinggal komitmen saja. Kalau mau, sebenarnya gampang. Persoalanya, mereka punya kepentingan kelompok dalam pembahasan RAPBD," tuding Kholiq.<br /><br />Sebelumnya, tuntutan ribuan GTT/PTT, khususnya yang belum mendapat insentif disetujui bupati dan dewan. Jumlah GTT/PTT yang belum mendapat insentif sekitar 2.500 orang. Kesepakatan tersebut muncul setelah untuk kesekian kalinya, GTT/PTT yang tergabung dalam Poros Pendidikan Kabupaten Blitr menggelar aksi diam, mogok makan, hingga aksi massa selama dua hari.<br /><br />Hasilnya, selain memberikan insentif secara merata kepada GTT/PTT, tim anggaran eksekutif maupun panggar legislatif juga sepakat menaikkan dana pendidikan 2009 ini dari Rp 70 miliar menjadi sekitar Rp 75 miliar. Tambahan alokasi dana pendidikan dari Rp 70 miliar menjadi Rp 75 miliar tersebut, sudah disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah. jawapos.com </span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-8216183494694091072009-01-23T09:50:00.000+07:002009-01-23T09:54:05.767+07:00Menteri Pendidikan Tandatangani Perjanjian dengan Turki<span class="fullpost">Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo menandatangani perjanjian kesepahaman dengan Menteri Pendidikan Republik Turki Husyin Celik di Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Bambang Sudibyo menyatakan perjanjian kesepahaman ini dilakukan agar semua kerjasama pendidikan antara dua negara memiliki payung hukum yang jelas.<span id="fullpost"><br /><br />Kerjasama di bidang pendidikan yang diatur dalam perjanjian kesepahaman, kata Bambang, antara lain pertukaran informasi di bidang pendidikan; pertukaran dosen, guru, mahasiswa, dan siswa; pertukaran tenaga ahli; kerjasama di tingkat perguruan tinggi dan politeknik; pengembangan kompetensi manajemen guru, dosen, dan kepala sekolah; serta beasiswa. "Ada juga penyetaraan gelar pendidikan di Indonesia dan Turki. Nantinya gelar di Turki diakui dan bisa bisa digunakan di Indonesia dan sebaliknya," kata dia.<br /><br />Menteri Pendidikan Republik Turki Husyin Celik mengungkapkan pada 2009 mendatang Turki akan meningkatkan beasiswanya sampai 300 persen. "Semula Turki menyediakan beasiswa untuk Sarjana Strata-2 dan Strata-3 untuk lima orang, nanti akan naik jadi 20 orang penerima."<br /><br />Turki juga berencana mengirimkan mahasiswanya untuk kuliah di tiga perguruan tinggi teratas di Indonesia. "Sebelum 2006, Turki hanya mengirimkan 20-40 mahasiswa untuk kuliah S-2 dan S-3 di luar negeri, setelah 2006 jumlahnya naik lebih dari 1000 mahasiswa. Kami akan mempertimbangkan Indonesia menjadi salah satu negara tujuan belajar," kata dia. Husyin berharap perjanjian kesepahaman ini dapat mempererat hubungan Indonesia-Turki.<br /><br />Dalam kunjungannya ke Indonesia selama empat hari, Husyin Celik dijadwalkan mengunjungi beberapa lembaga pendidikan di Jakarta dan Yogyakarta. Di Jakarta, rencananya kunjungan akan dilakukan di SMA Negeri 70, Sekolah Kharisma Bangsa Pondok Cabe Tangerang, dan Universitas Indonesia Depok.<br /><br />Sedangkan di Yogyakarta Husyin akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X, mengunjungi Universitas Gajah Mada, Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Seni dan Budaya, serta mengunjungi Candi Borobudur. tempointeraktif.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-34377059767534615992009-01-23T09:40:00.000+07:002009-01-23T09:41:46.396+07:00Ratusan Siswa Triguna Cicipi 'Bubur Kejujuran' Kejagung<span class="fullpost">Ratusan siswa dan siswi SMA, SMP, dan SD Triguna serta beberapa sekolah lain mencicipi 'bubur kejujuran' yang disuguhan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Melalui program Pencanangan Bubur Kejujuran 2009 dan Gerakan Bangun dan Sarapan Pagi ini, Kejagung berharap bisa menularkan watak kejujuran kepada generasi muda.<span id="fullpost"><br /><br />Acara tersebut digelar di SMA Triguna, Jl Jl Hang Lekiu, Jakarta Selatan, Jumat (23/1/2009). Hadir dalam acara itu antara lain Jaksa Agung Hendarman Supandji, Jamintel Wisnu Subroto, Kajati DKI Jakarta Andi Nirwanto, Kepala Dinas Pendidikan DKI M Taufik, dan Ketua Karang Taruna Nasional Dody Susanto.<br /><br />"Ikut acara ini saya jadi teringat masa remaja, saat berumur 16-17 tahun. Dan betapa bahagianya saya saat itu. Karena sekarang sudah usia senja, berkumpul dengan adik-adik stres saya jadi hilang," ujar Hendarman yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan para siswa.<br /><br />Mereka berkumpul di halaman sekolah. Di hadapan mereka, di atas meja, telah terhidang ratusan gelas berisi bubur kacang hijau. Selain itu juga terdapat roti dan air mineral. Secara bergantian para siswa mengambil jatah bubur mereka dengan antusias.<br /><br />Menurut Hendarman, acara itu merupakan kelanjutan dari program 'Kantin Kejujuran' yang telah dicanangkan sebelumnya di sekolah-sekolah. "Watak kejujuran sekarang ini diremehkan, padahal itu adalah suatu hal yang penting," ujarnya.<br /><br />Lebih lanjut Kejagung berencana melakukan kerja sama dengan Depdiknas untuk kelanjutan program ini. "Karena watak kejujuran ini penting, sehingga nantinya tidak perlu menyelesaikan kasus korupsi seperti sebanyak sekarang ini," tandasnya.<br /><br />Acara yang dimulai pukul 07.00 WIB ini tampaknya menjadi hiburan tersendiri bagi para siswa. Mereka tampak menikmati bubur yang dihidangkan. Ditambah lagi pembawa acaranya adalah artis cantik Shireen Sungkar yang kebetulan sekolah di SMA tersebut.<br /><br />"Seneng ya pagi-pagi dah dapet bubur gratis," ujar salah seorang siswa, Ayu, kepada temannya.<br /><br />Selain itu acara ini juga turut dimeriahkan dengan beberapa hiburan dari para siswa semisal tari-tarian daerah, permainan yamika, dan lagu mandarin.<br /><br />Ketika mencicipi, bubur tersebut memang cukup lezat, campuran antara rasa manis dan gurih. Di pagi hari, segelas bubur itu lumayan bermanfaat untuk mengisi perut yang masih kosong.<br /><br />Apakah setelah makan 'bubur kejujuran' ini para siswa tidak akan berbohong? Entahlah.<br />detik.com<br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-56156743423462276142009-01-22T12:31:00.000+07:002009-01-22T12:32:19.425+07:00Jawa Barat Buka Tender Buku Rp 280 Miliar<span class="fullpost">Pemerintah Jawa Barat akan mengelar tender percetakan buku khusus mata pelajaran Ujian Nasional untuk siswa SD, SMP dan SMA. "Kami akan mengumumkan tender itu sekitar Februari karena tahun ajaran baru segera selesai, Juli nanti" kata Mohammad Wahyudin Zarkasyi, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat di Bandung.<span id="fullpost"><br /><br />Volume item buku yang dicetak itu sangat besar, untuk SD 3 judul buku, SMP 4 judul, dan SMA 3 judul. Dengan total buku yang dicetak itu mengikuti seluruh jumlah siswa dari SD hingga SMA yang mencapai 8,6 juta orang. Anggaran yang disiapkan untuk mencetak buku-buku tersebut mencapai Rp 280 miliar.<br /><br />Menurutnya, buku-buku tersebut rencananya akan dapat digunakan selama lima tahunan. Buku yang selesai dicetak itu akan dibagikan pada seluruh sekolah di Jawa Barat, untuk dipinjamkan pada siswanya. Setelah naik kelas buku itu nantinya disimpan di perpustakaan untuk digunakan lagi oleh siswa selanjutnya.<br /><br />Zarkasyi mengatakan, gara-gara volumenya yang sangat besar itu, pihaknya tengah bekerja keras menyiapkan spesifikasi teknis baik untuk buku yang dicetak, dengan perkiraan HET antara Rp 9 ribu sampai Rp 12 ribu per buku; hingga spesifikasi perusahaan yang bisa mengikuti tender itu. Khusus untuk peserta tender, paparnya, kemungkinan ditujukan hanya untuk perusahaan besar yang punya kemampuan mencetak dengan cepat. “Karena Juli harus sudah selesai,” katanya.<br /><br />Pihaknya, paparnya, tengah menyiapkan teknis proses tender itu untuk mengantisipasi berbagai kendala. Mulai dari kemungkinan tender terpaksa diulang, serta Pemilu 2009. Khusus untuk Pemilu, paparnya, pihaknya khawatir proses percetakannya nanti akan berbenturan dengan proses percetakan logistik Pemilu. Seluruh tender buku pelajaran UN itu, lanjutnya, akan dilakukan secara serentak.<br /><br />Dengan pertimbangan itu, pihaknya memutuskan untuk mempercepat proses pelaksanaan tender ini. Februari nanti, harus sudah diumumkan. Saat ini, paparnya, pihaknya sudah mengangkat pejabat pemegang komitmen untuk proses tender ini. “Kita baru angkat pemegang komitmennya walau pada berat, karena tradisinya (pemegang komitmen) harus bolak-balik ke aparat hukum,” katanya.<br /><br />Untuk mengantisipasi kecurangan dalam proses tender itu, paparnya, proses tender ini akan dikerjakan se-transparan mungkin. Tidak hanya itu, proses tender ini akan dilakukan menggunakan tender elektronik lewat e-procurement, LPSE (Lembaga Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik), yang difasilitasi oleh LKPP.<br /><br />Zarkasyi mengatakan, proses tender buku UN itu tidak boleh berulang. Soalnya jika proses tender molor, buku itu tidak bisa rampung tepat waktu di awal tahun ajaran, Juli nanti. “Kemarin kita bicara sama Pak Gubernur untuk menggunakan tender elektronik, mudah-mudahan berhasil, kalau tidak kita ada back-upnya karena pesertanya belum tentu famliar dengan tender elektronik,” katanya.<br /><br />Di Jawa Barat tercatat jumlah seluruh siswa dari jenjang SD hingga SMA jumlahnya 8,6 juta siswa. Seluruh sekolah setingkat SD berjumlah 23,4 ribu sekolah (5,28 juta siswa), SMP berjumlah 7,2 ribu sekolah (2,1 juta siswa), dan setara SMA berjumlah 2,8 ribu sekolah (1,19 juta siswa).<br /><br />Tahun ini, selain provinsi akan menyediakan buku gratis untuk mata pelajaran UN, pemerintah pusat berencana melakukan hal serupa. Pembagiannya, Zarkasyi, pemerintah pusat akan memasok buku-buku untuk sejumlah mata pelajaran yang non-UN. “Kalau buku UN ini berhasil, tahun depan untuk buku non-UN akan diluncurkan,” katanya.<br /><br />Di seluruh jenjang sekolah mulai dari SD-SMP di Jawa Barat dibutuhkan 27 judul buku untuk mata pelajaran non-UN. Dana yang dibutuhkan untuk menyiapkan buku itu mencapai Rp 636,47 miliar. tempointeraktif.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-78520940821918599152009-01-22T12:24:00.000+07:002009-01-22T12:28:06.258+07:00Guru Kurang, Kelas Digabung<span class="fullpost">Penuh sesak. Itulah suasana di dalam ruang kelas Sekolah Dasar Negeri I Sesetan, Denpasar, Bali, baru-baru ini, yang dipenuhi 70 siswa. Kurangnya tenaga pengajar membuat pihak sekolah terpaksa menggabungkan dua kelas menjadi satu. Akibatnya, satu bangku harus diisi empat siswa. Sebelumnya, siswa kelas satu dibagi menjadi dua kelas.<span id="fullpost"><br /><br />Keputusan penggabungan ini diberlakukan pihak sekolah per 5 Januari 2009. Alasannya, para guru kewalahan mengajar lebih dari satu kelas. Untuk kelas satu sampai empat dibutuhkan minimal empat guru. Sementara jumlah guru yang ada saat ini sebanyak 14 orang dan harus menangani 363 siswa.<br /><br />Hingga kini, belum ada konfirmasi jelas dari Kepala Sekolah SDN I Sesetan terkait persoalan ini. Namun, Komite Pengawas Pendidikan Denpasar Selatan telah meminta kepala sekolah mengembalikan proses belajar-mengajar siswa seperti semula. liputan6.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-6131053946092862632009-01-21T08:24:00.000+07:002009-01-21T08:36:06.840+07:00Dana BOS Diimbau Untuk Pendidikan Gratis<span class="fullpost">Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengimbau pemerintah daerah untuk merealisasikan dana BOS yang diterima dari pemerintah pusat, dapat mewujudkan pendidikan dasar gratis 9 tahun.<span id="fullpost"><br /><br />Pasalnya dengan dana BOS yang ada, seyogyanya telah membantu pemerintah daerah, meringankan biaya operasional yang ditanggung sekolah. "Jika pemda mampu wujudkan hal itu, bukan tidak mungkin akan berdampak langsung pada pengaruh kinerja kepala daerahnya yang mampu menarik simpati dan dukungan dari masyarakat," ujar Mendiknas pada sosialisasi 'Kebijakan Pendidikan Gratis dalam rangka Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun yang Bermutu' di Gedung Depdiknas, Jakarta, Selasa (20/1).<br /><br />Mengenai batasan gratis itu, kata Mendiknas, BOS yang dikucurkan pemerintah pusat dapat dimanfaatkan untuk menutupi biaya investasi (pengadaan sarana prasarana), dan biaya operasional sekolah. Sedangkan, untuk biaya personal (biaya yang ditanggung peserta didik) bisa menjadi inisiatif pemerintah daerah untuk merealisasikan pendidkan gratis bagi peserta didik.<br /><br />"Artinya, ada ruang bagi pemerintah daerah untuk mewujudkan pendidikan gratis yang sebelumnya telah mendapat kucuran dana BOS. Ini bisa dilakukan dengan menerbitkan peraturan daerah, peraturan gubernur, atau peraturan bupati atau wali kota, sehingga wewenang ada pada daerah untuk merealisasikannya," kata Mendiknas.<br /><br />Hal itu, ujar Mendiknas, telah dicontohkan Sulawesi Selatan, yang awalnya dimulai dengan 10 kabupaten/kota untuk mewujudkan pendidikan dasar gratis 9 tahun, kini telah diterapkan di semua kabupaten/kota di Sulsel. "Setidaknya, kini peserta didik di Sulsel sudah dibebaskan dari 14 jenis pungutan sekolah. Ini bisa diterapkan di daerah lain sesuai kemampuan daerah," kata Mendiknas. <br /><br />Kendati demikian, tambahnya, kepala daerah juga harus berani bertindak tegas, ketika ada jajaran kepala sekolah yang melakukan penyimpangan dana BOS untuk mewujudkan pendidikan gratis 9 tahun. "Seperti yang terjadi di Sulsel sudah banyak kepala sekolah yang ditindak karena masih melakukan pungutan sekolah," kata Mendiknas.<br /><br />Di sisi lain, Mendiknas juga meminta pengawas sekolah dan guru untuk mengawasi penggunaan dana BOS oleh kepala sekolah untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas. "Pasalnya, BOS bisa menjadi sumber korupsi kepala sekolah. Karena itu, penting bagi kepala daerah untuk mensosialisasikan hal ini, hingga tingkat guru dan pengawas sekolah untuk mengawal dana BOS," kata Mendiknas. mediaindonesia.com<br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4210926233828900021.post-29548780905774699982009-01-21T08:06:00.000+07:002009-01-21T08:24:07.975+07:00SMKN 4 Rebut Juara Mading Online BBV<span class="fullpost">SMKN 4 Bandung berhasil menjadi juara pertama dalam kompetisi Mading Online Bandung Blog Vaganza 2008. Dengan desain, konten dan presentasi yang bagus, mereka mengalahkan 10 tim peserta lomba.<span id="fullpost"><br /><br />Perasaan senang dan bangga membuncah dalam dada ketiga siswa ini. Dalam puncak acara yang diisi juga dengan acara yang bertajuk 'Penggunaan Wordpress di Kalangan Profesional' ini mereka berhasil mempresentasikan karyanya dengan penuh percaya diri.<br /><br />"Saya bangga," ujar pembina ekstrakulikuler jurusan IT SMKN 4 Bandung Enjang Sarifudin saat mendengarkan pengumuman juara di Comlabs ITB, Jalan Ganesha No 10 Bandung.<br /><br />SMKN 4 Bandung yang diwakili oleh Septian Maulana Yusuf, Kun Yahya Mustofa dan Irfan Gumilang Sutarjo berhasil mengumpulkan nilai tertinggi setelah melakukan presentasi yang memuaskan di depan peserta WordCamp 2009 di Kuningan, Jakarta.<br /><br />"Tak hanya desain dan konten saja yang dinilai, tapi juga presentasi mereka kita nilai," kata Ketua Pelaksana BBV 2008 Ihwanul Iman.<br /><br />Tak heran, Kun dan kawan-kawan menyabet gelar juara. Pasalnya ketiga siswa tersebut mengambil jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di sekolahnya. "Mereka (Kun cs - red) aktif di ekstrakulikuler yang diberi nama Orbit atau Organisasi Barudak IT," kata Enjang menjelaskan.<br /><br />Namun demikian, tak terlihat satupun ekspresi kekecewaan dari tim yang kalah. Agung Agriza, Haryo Triwardhono dan Gilar Sundara dari SMAN 20 Bandung tetap sumringah saat mengetahui mereka hanya menduduki peringkat kedua. Begitu pula dengan tim dari SMKN Informatika yang diwakili oleh Muhamad Dawud Prasetya, Rida Murhamah dan M Riza Aliyi.<br /><br />"Menang kalah biasa. Yang jelas kami bangga bisa menjadi finalis dan dapat kesempatan untuk bertemu dan mempresentasikan karya kami di depan pendiri WordPress. Kami akan terus berkarya," kata Haryo semangat.<br /><br />Sayang, pendiri WordPress Mat Mullenberg yang awalnya akan hadir tidak dapat hadir dengan alasan jam penerbangannya. Video ucapan selamat dan motivasi kepada para finalis yang diputar ulang cukup mengobati kekecewaan para 60-an peserta yang memadati salah satu ruangan di ComLabs.<br /><br />Hadir pula dalam talkshow, CEO Asia Blogging Network Budi Putra, pakar lingkungan hidup Dr Taufikurahman, penulis lepas Jonru serta Vice President Publisher detikcom Donny BU.<br /><br />"Walaupun ini lomba, namun bukan menang kalah yang menjadi hasil akhir. Tetap semangat dan tetap berkarya," pesan Ihwan, panggilan akrab Ihwanul Iman menutup acara. detik.com<br /><br /><br /><br /></span>smart-schoolshttp://www.blogger.com/profile/16569963512523427974noreply@blogger.com