Bara di SDN Pakisaji 3 tampaknya belum padam. Setelah akhir November lalu sejumlah guru mengadukan transparansi penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS), kemarin puluhan siswa dan wali siswa menggelar aksi demo menuntut Kepala Sekolah Drs Suprayitno diganti. Mereka menilai, selama ini kebijakan kepala sekolah tidak transparan dalam mengelola dana BOS. Selain itu, Suprayitno dinilai arogan dalam memimpin. Sehingga banyak guru yang mengeluh.
Aksi ini merupakan yang kali kedua di sekolah itu. Sebelumnya, 27 Nopember lalu sejumlah guru wadul ke kepala desa. Kemudian seminggu berikutnya, para wali siswa juga sempat mendatangi sekolah meski tidak sampai demo. Rupanya, kemarin wali siswa sudah kehilangan kesabaran.
Aksi siswa dan wali siswa dimulai pukul 08.00. Siswa yang ikut aksi adalah siswa kelas IV dan V. Maklum, mereka masuk siang, sehingga waktu pagi hari masih longgar. Yang menarik, dalam aksi itu mereka juga memelesetkan sejumlah lagu untuk menyindir kepala sekolah ." O.. o... Prayit ketahuan ... korupsi lagi ..., uang sekolah...," teriak mereka yang merupakan plesetan dari lagu Ketahuan dari grup band Mata.
Sedangkan sejumlah wali siswa juga ikut mendampingi aksi sambil ikut berteriak-teriak. Aksi yang dilakukan di halaman sekolah itu berlangsung hingga pukul 11.00. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan wali siswa ditemui staf UPTD Diknas Pakisaji Sukirno bersama komite sekolah. Mereka kemudian mengajukan tuntutannya terhadap kepala sekolah. Dalam pertemuan di salah satu ruang kelas itu, tidak ada titik temu. Kemudian wali siswa dijanjikan untuk dipertemukan lagi dengan kepala sekolah dalam minggu ini.
Yusron, salah satu wali siswa, mendesak UPTD Diknas Pakisaji segera mengajukan pergantian kepala sekolah ke diknas. Karena, para wali siswa dan guru sudah tidak tahan dengan model kepemimpinan Suprayitno. "Kami para wali siswa tidak ada yang diberitahu untuk apa saja dana BOS itu," kata wali siswa Fahmia, siswi kelas IV.
Menurut dia, selama mendapat dana BOS mulai beberapa tahun lalu, kondisi sekolah dinilai tidak ada perubahan. Banyak pintu dan yang rusak. Selain itu, bola plastik saja tidak punya. Padahal, para siswa ingin sekali bisa bermain sepak bola.
Hal yang sama juga disampaikan wali siswa lainnya, Saman. Menurutnya, Suprayitno dan komite sekolah kurang aspiratif dengan keinginan wali siswa. Selain soal transparansi pengelolaan keuangan, mereka juga menyayangkan sikap kepala sekolah yang membuat kebijakan meniadakan kegiatan peringatan hari besar keagamaan. Seperti Maulid Nabi dan Isro Mikraj. "Sejak dipimpin Pak Prayit, tidak ada lagi kegiatan semacam itu," tegasnya. Saman juga mengatakan, wali siswa selalu dimintai iuran setiap penerimaan rapor tanpa pemberitahuan resmi melalui surat. Hal tersebut dia nilai sebagai kebijakan yang tidak jelas.
Septian, salah satu siswa kelas IV menjelaskan kalau sekolahnya tidak punya fasilitas olahraga. Padahal, mereka ingin sekali memiliki bola, meskipun hanya bola plastik. "Sejak dulu tidak pernah ada, kami tidak pernah bermain bola," katanya.
Sementara itu, meski ada aksi demo, siswa yang masuk pagi tetap aktif belajar. Yang masuk pagi adalah kelas I - III, dan VI. Sedangkan untuk yang masuk siang adalah kelas IV dan V. Saat ini di sekolah tersebut siswa terpaksa harus bergantian ruangan. Karena sekolah yang memiliki murid 250 itu direnovasi dengan anggaran DAK sebesar Rp 250 juta.
Menanggapi tuntutan ini, Suprayitno hanya bisa pasrah terhadap keinginan wali siswa tersebut. Dihubungi lewat telepon kemarin, dia mengatakan bahwa siap dipindah kapan saja oleh atasannya. "Tidak masalah kalau memang itu kebijakan atasan," ujarnya singkat.
Seperti semula, soal tudingan tidak transparan dalam pengelolaan anggaran, dia tetap membantah. Karena selama ini dia merasa melakukan tugas dan kewajibannya sesuai dengan aturan. Namun, jika ada saja orang yang tidak suka, dia juga menilai wajar. Begitu pula soal fasilitas olahraga, dia menjelaskan bahwa sekolahnya memiliki beberapa fasilitas olahraga. Di antaranya, bola plastik, raket, bola voli, serta peralatan tenis meja. jawapos.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu