Sebanyak enam dari 23 mahasiswa asing yang tengah menempuh pendidikan kesenian di Institut Seni Indonesia (ISI) unjuk kebolehan dengan membawakan tiga tarian.
Tari yang dibawakan yaitu tari pendet dan margapati yang ditampilkan oleh Sarka Bartuskova (Ceko), Lucia Mendoza Aquino Cwiek (Meksiko), Berta Maria Henandez (Meksiko), dan Hisano Nakamoto (Jepang). Sedangkan tari baris dilakukan oleh Jan Polivka (Ceko).
Penonton pun dibuat terpukau dengan tarian lemah gemulai disertai gerakan jari lentik, mata indah. Kehadiran mereka adalah dalam rangka pentas darmasiswa RI, ISI Denpasar untuk tahun ajaran 2008/2009.
Sarka, salah satu mahasiswa yang telah belajar seni tari selama 1,5 tahun ini mengaku senang karena keinginannya untuk belajar tari bali terwujud.
"Tarian bali itu unik, karena gerakannya begitu kompleks dan semua tubuh mulai dari ujung kepala dan kaki bergerak semua dengan ekspresi beraneka ragam," ungkapnya usai membawakan dua tarian yaitu pendet dan margapati di Denpasar.
Sebagai pemula, awalnya dia mengaku cukup kesulitan untuk menirukan gerakan, tapi toh lama kelamaan dapat diatasi kesulitan itu. "Karena saya suka untuk bisa menari secara benar saya butuh waktu sampai enam bulan," tuturnya.
Mereka yang dapat menari secara baik, nantinya akan dilibatkan dalam upacara panca wali krama yaitu upacara sakral di Pura Besakih yang digelar setiap 10 tahun sekali.
"Kita ajak mereka untuk ngayah (bekerja dengan sukarela) juga untuk pentas dari desa ke desa," imbuh koordinator mahasiswa asing ISI Denpasar, Ni Komang Artini. okezone.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
4 tahun yang lalu