Direktur Southeast Asian Ministers Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) Gatot Hari Priowirdjanto menyatakan pemerintah menargetkan sebanyak 70 persen guru di Indonesia mampu mengoperasikan perangkat teknologi komunikasi seperti internet pada 2014.
"Saat ini sedang diupayakan material pengembangan teknologinya," kata Gatot saat ditemui usai Seminar 'Building Foundation for ICT-based Lifelong Learning through School Partnership' di Komplek Universitas Terbuka, Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Pelatihan guru melek internet, kata Gatot, tidak akan dilakukan dengan metode konvensional. "Saat ini ada 2,7 juta guru. Kalau dilatih secara konvensional akan mahal dan lama. Pelatihan akan dilakukan jarak jauh," lanjut Gatot.
Sekretaris Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional Giri Suryatmana menyatakan pelatihan ini dilakukan seiring perkembangan teknologi yang semakin cepat.
Setelah mampu mengoperasikan internet, kata Giri, guru diharapkan mampu membawa prinsip teknologi ke proses belajar mengajar, contohnya belajar lewat perangkat multimedia. Selain itu, guru diharapkan berbagi pengalaman mengajar dan menggunakan teknologi lewat website atau blog. Guru juga harus menjadi sumber informasi bagi masyarakat.
Pada 2008, Giri menjelaskan pelatihan pembelajaran teknologi sudah dilakukan. Namun baru menjangkau 80 ribu guru saja. Lambatnya proses pembelajaran teknologi, kata dia, terjadi karena pemerintah lebih fokus ke peningkatan kesejahteraan guru. "Tidak mungkin belajar teknologi tinggi kalau perut lapar," ujar Giri.
Pada 2009, pemerintah akan memfasilitasi 1.900 kelompok kerja guru di 235 kabupaten terpencil dengan pemancar teknologi satelit. tempointeraktif.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
4 tahun yang lalu