Puluhan mahasiswa jurusan Pendidikan Guru PAUD dan SD (PG PAUD dan PGSD) Universitas Negeri Malang (UM) kemarin berdandan ala bocah TK. Mereka mengenakan kostum beraneka jenis binatang, pahlawan, dan profesi. Ada tawon, kucing, tikus, kumbang, burung elang, dokter, dedaunan, tikus, dan kera sakti.
Mereka bergiliran berjingkrak dan menari diiringi lagu anak-anak. Dipadu dengan tata rias yang serasi, membuat penampilan mereka mengundang tawa. Tata rias wajah membuat mereka seperti anak-anak, nyaris tak disangka bahwa mereka sesungguhnya adalah mahasiswa semester tiga.
Pertunjukan tari mahasiswa "TK" itu menjadi salah satu syarat ujian mata kuliah pendidikan seni tari drama. Mereka harus unjuk kebolehan dalam pagelaran tari bocah TK dan SD. Layaknya pagelaran, yang menilai penampilan mereka adalah juri. "Karena kami kuliah dan tak punya murid, maka kami sendiri yang berperan menjadi murid TK," kata Gigih Setiadi, ketua pelaksanan pentas mahasiswa "TK" itu.
Para mahasiswa TK itu terdiri dari 17 kelompok. Mereka masing-masing mempertontonkan tarian bocah TK karya sendiri. Tiga tema yang ditetapkan dosen adalah binatang, pahlawan, dan profesi. Sebagian besar, mereka memilih tema binatang.
Untuk tarian bocah TK, durasinya maksimal enam menit. Sedangkan untuk SD tingkat bawah (kelas 1-3), durasinya delapan menit. Untuk SD tingkat atas (kelas 4-6), durasinya 10 menit. "Kami ambil tema pahlawan. Judulnya Raja Kera Sakti," kata Gigih.
Yuni Ariadi, salah seorang mahasiswa PG PAUD lainnya mengaku, judul tarian yang dia mainkan adalah Kucing dan Tikus. Ceritanya, kucing sedang bermain-main, lalu ada tikus melintas. Setelah itu tikus dikejar dan dimakan. "Tikus dikejar ya lalu mati," kata Yuni.
Rika, mahasiswi lain, yang mengenakan kostum tawon mengatakan, untuk membuat kreasi tari butuh waktu sebulan. Untuk kostum, mereka memesannya pada penjahit. Lagu pengiringnya juga karya sendiri. Caranya dengan mengompilasi lagu-lagu yang sudah ada. Cara lain adalah mengaransemen ulang lagu anak-anak. "Ini tuntutan tugas kuliah. Ya harus dijalankan. Guru kan juga harus bisa memerankan seorang tokoh cerita," kata Rika. jawapos.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu