Nasib pendidikan di daerah tertinggal kian memprihatinkan. Selain siswa kesulitan mencapai sekolah, tenaga pengajar pun minim. Satu sekolah diajar seorang guru menjadi potret buram pendidikan di Sanggau, pedalaman Kalimantan Barat, hingga saat ini.
Setiap hari, siswa sekolah dasar di Dusun Rembah Otong, Sanggau, harus mengayuh sampan selama satu jam demi mencapai sekolah di Dusun Rimba Kedoko. Mereka melakoni dengan gembira karena satu tujuan, yakni ingin pintar. Berbagai rintangan seperti hujan deras dan potongan kayu kerap ditemui saat mengitari anak Sungai Kapuas tersebut.
Sulitnya medan yang ditempuh membuat orang tua memberlakukan usia sekolah lebih tua dibanding sekolah lain. Kemampuan berenang juga jadi salah satu syarat masuk sekolah. Meski bangunan sekolah tergolong bagus, para siswa masih bergelut dengan ketidaksempurnaan.
SDN 29 Rembah Otong yang memiliki sekitar 50 siswa hanya diajar seorang guru. Itupun merangkap kepala sekolah. Padahal, sekolah ini sudah berdiri sejak 20 tahun lalu. Kondisi pendidikan penuh kekurangan masih lazim di sejumlah daerah tertinggal di Tanah Air. Para siswa hanya bisa membayangkan nikmatnya sekolah dengan kualitas dan pengajar berstandar nasional. liputan6.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu