SINGOSARI - Sebanyak 700 dari 1.508 guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Malang kini ketar-ketir. Pasalnya, posisi mereka terancam diambil alih oleh 700 guru bantu yang telah diangkat menjadi PNS. Mulai semester depan mereka segera mengajar di sejumlah sekolah negeri.
Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Persatuan Guru dan Tidak Tetap Indonesia (PGTTI) Nurul Yakin mengatakan, banyak guru di kabupaten yang mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. Karena, posisi mereka bisa jadi akan digantikan oleh guru Bantu yang diangkat menjadi PNS. Padahal sebelum diangkat, mereka banyak yang mengajar di sekolah swasta. "Tetapi setelah diangkat mereka mengajar di sekolah negeri. Sehingga menjadikan penumpukan," ujarnya.
Dia mengatakan, kemarin mereka telah berkumpul untuk membahas soal ini. Para GTT berharap posisi mereka tidak digantikan. Mereka akan meminta surat keputusan dari bupati atau dinas pendidikan (diknas) yang menjamin mereka tidak dikeluarkan dari sekolah. "Kasihan kan mereka ini sudah lama mengabdi, lalu ditinggalkan. Kesannya habis manis sepah dibuang," kata dia.
Menurut dia, persoalan ini harus dipikirkan jalan keluarnya oleh diknas atau bupati. Dia tidak ingin para guru yang telah lama mengabdi itu ditinggalkan begitu saja. Karena berdasarkan pengalaman, "pengusiran" GTT itu tidak secara langsung, tetapi sedikit demi sedikit dikurangi jam mengajarnya. Akibatnya, mereka sungkan lalu memilih mengundurkan diri meski dengan sangat terpaksa.
Lasimun, guru matematika SMPN 1 membenarkan adanya keresahan sejumlah GTT. Menurut dia, setiap ada tambahan guru PNS, para GTT selalu was-was. Apalagi jika PNS yang masuk itu akan mengajar mata pelajaran yang sama dengan yang diajar GTT. "Teman-teman GTT rata-rata khawatir akan tergeser," ujarnya.
Selain itu, kerap kali penempatan guru Bantu dari PNS itu menjadikan penumpukan di sekolah. Dia mencontohkan, di SMPN 1 yang dibutuhkan adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, namun guru yang dikirimkan justru guru IPA dan matematika.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bunawi, guru SMK Kalautan Turen. Guru kewirausahaan ini mendapat keluhan dari banyak temannya. Menurut dia, di sekolah tersebut banyak sekali GTT-nya, karena memang sekolah masih baru. Dia juga berharap nasib para GTT tersebut jgua diperhatikan. jawapos.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu