Sedikitnya 22 dari 139 siswa serta 10 guru SDN Campurejo 2, Kecamatan Kota Bojonegoro, mengeluh mual dan pusing setelah menghirup bau tak sedap kemarin (3/12). Empat di antara mereka sempat dilarikan ke rumah sakit. Bahkan, satu siswa sempat pingsan di sekolahnya yang berjarak sekitar 500 meter arah barat dari sumur sembilan pad A Sukowati. Yakni, sumur minyak yang dikelola Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ).
Kejadian itu bermula sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu seluruh siswa sekolah di Jalan Lisman, Bojonegoro, itu sedang mengikuti pelajaran di dalam kelas. Namun, beberapa siswa kemudian mengeluhkan mencium bau tak sedap. Diduga, bau itu dari lokasi sumur minyak tersebut.
''Mereka kemudian justru mengisapnya lebih dalam karena ingin tahu bau apa,'' kata Endang, salah satu guru, yang saat itu mengajar di kelas lima.
Karena belum terjadi apa-apa, pelajaran pun dilanjutkan. Tak lama kemudian Heri, siswa kelas lima, pingsan. Hal ini membuat panik pihak sekolah yang berada di belakang (timur) Stadion Letjen H Soedirman, Bojonegoro, itu. ''Saya langsung bawa ke sebelah kamar mandi, di situ tidak ada baunya,'' kata Endang.
Setelah itu, lanjut dia, siswa lainnya mengeluh kepalanya pusing. Beberapa di antaranya juga mengeluhkan mual, bahkan muntah-muntah. Mereka yang sakit itu kemudian dibawa ke kantor guru di sekolah. ''Tak lama kemudian petugas dari JOB (PPEJ) bersama tim medis datang,'' ungkapnya.
Kepala SDN Campurejo 2 Endah Susilowati mengatakan tidak tahu kejadian yang sebenarnya. Sebab, saat kejadian itu dirinya sedang mengikuti rapat di SDN Mojokampung. ''Namun, saya langsung ke kepala cabang dinas, Pak Maskuri,'' tuturnya.
Setelah berkoordinasi, lanjut Endah, pihaknya memulangkan semua siswanya lebih awal. Sebab, dia juga khawatir akan semakin banyak siswa yang pusing, mual, dan sebagainya. ''Cabang dinas juga tahu,'' imbuhnya.
Menurut mantan guru SDN Kepatihan, Bojonegoro, itu, ada 17 siswanya yang langsung sakit setelah mencium bau tak sedap. Namun, ada beberapa siswa yang kembali ke sekolah karena tak terlalu lama mual. ''Kalau total (yang pusing dan mual-mual) ada 22 siswa,'' ungkapnya.
Empat di antaranya, lanjut Endah, dibawa ke rumah sakit di Jalan Pemuda, Bojonegoro, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, karena berangsur-angsur normal kembali mereka kemudian diizinkan pulang.
Terkait kejadian itu dia berharap pihak JOB PPEJ memperhatikan para siswa tersebut. Sebab, akibat kejadian itu pelajaran terganggu. Sarana yang dimiliki sekolah juga terbatas. ''Kalau terjadi apa-apa lagi bagaimana? Paling tidak, untuk pertolongan awal kan harus ada,'' ujarnya.
Samsul Hadi, tim medis dari JOB PPEJ yang ditemui wartawan koran ini saat pemeriksaan kondisi para siswa menjelaskan bahwa para siswa masih dalam kondisi stabil. Menurut dia, mereka hanya butuh istrirahat serta diberikan obat. ''Saya nggak bisa komentar penyebabnya,'' katanya.
Beberapa aparat kepolisian serta petugas Satpol PP Pemkab Bojonegoro kemarin sempat mendatangi sekolah tersebut untuk mengecek keadaan. Mereka mencatat nama-nama korban serta berjaga-jaga di sekitar TKP.
Sementara itu, Kepala BPD Campurejo Nurhasyim menambahkan, sebelumnya di RT 18 Dusun Plosolanang, desa setempat, kemarin pagi memang mencium bau tak sedap. Namun, di RT itu tidak sampai jatuh korban.
''Tidak ada pemberitahuan dari JOB PPEJ terkait adanya pembakaran gas atau peringatan kegiatan lainnya,'' ungkapnya.
Sebelumnya, Selasa (2/12) malam lalu warga Desa Ngampel dan Sambiroto, Kecamatan Kapas, juga mencium bau serupa. Mereka sempat panik dan berlarian mencari tempat yang dianggap aman. Namun, dilaporkan tidak ada korban yang jatuh, meski beberapa warga mengeluhkan mual dan pusing karena mengirup bau tak sedap tersebut.
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
4 tahun yang lalu