Koruptor kau rugikan negara ini
Tak seorangpun berani tuk hukum mati
Tapi tunggu di akhirat nanti
Kau akan di azab Ilahi
Merasa punya kuasa
Kau bikin rakyat menderita
Bertindak seperti raja
Tunggu nanti siksa api neraka
Itulah puisi karya Syahda Aulia Zivana Rasyi, siswa kelas 1 D dari SD Assalam, Bandung. Puisi itu spesial karya Syahda itu ditujukan kepada para koruptor di Indonesia.
Syahda tidak sendirian, 15 anak lain dari sekolah yang sama ikut juga menulis puisi bagi para koruptor. Atas karya sastra ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi penghargaan.
Puisi-puisi tersebut discan oleh KPK. Hasil scan-nya pun dapat dinikmati oleh orang lain. KPK memajang 16 puisi tersebut dalam sebuah bingkai yang cukup besar.
KPK memajang bingkai tersebut tepat di dinding ruang tunggu Gedung ini, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan. Lokasi penempatan yang strategis ini membuat setiap orang dapat menikmatinya.
KPK juga membuat nama puisi-puisi tersebut dengan judul 'Sejuta Puisi untuk Para Koruptor, dari anak negeri buat Koruptor'. Bingkainya didesain dengan dominasi warna hitam. Dengan ukuran sekitar 1,5 x 1 meter, membuat siapa pun yang ada di ruangan ini akan tertarik untuk melihatnya.
Judul-judul puisinya pun sangat menarik perhatian. Tengok saja puisi berjudul 'sampah', 'Koruptor Pengrusak Negeriku' atau 'Tikus Berdasi'. Isinya semua tentang kegelisahan mereka terhadap sepak terjang koruptor.
Atau coba baca yang satu ini.
K abarnya susah ditebak
O rang di Kejaksaan
R amai...korupsi...koruptor
U h...aku makin bingung
P antes rakyat banyak yang miskin dan menderita
S ebagian hal rakyat telah diambilnya
I nilah kenyataan di negeriku tercinta
Semoga saja dengan adanya 'celotehan' anak kecil ini, Indonesia bisa terbebas dari korupsi. detik.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu