Mading gerak merupakan tontonan baru bagi para pengunjung Espresso DetEksi-Con 2k8. Selama konvensi diselenggarakan pada 21-30 November mendatang, mading-mading dengan komponen yang bisa bergerak secara otomatis tersebut akan dipamerkan.
Regulasi yang mengharuskan salah satu komponen mading bisa bergerak merupakan tantangan tersendiri bagi para peserta. Selain cara menggerakkan salah satu komponen mading, mereka juga harus tetap membuat karyanya terlihat menarik.
Beberapa tim tampak mencoba mengaplikasikan unsur-unsur teknologi dalam karyanya. Salah satunya adalah tim mading gerak SMAN 18 Surabaya. Mading karya mereka, Jaka Tarub, mengangkat cerita tentang legenda Jaka Tarub dan tujuh bidadari.
Mading itu berbentuk miniatur taman dengan air terjun kecil. Sebuah kolam menjadi hilir aliran air. Di kolam itu ada tujuh boneka bidadari duduk mengelilingi lingkaran transparan. Di tepi kolam ada boneka Jaka Tarub mengintip para bidadari.
Lingkaran yang diduduki para bidadari tersebut bisa berputar. Uniknya, untuk menggerakkan lingkaran itu, anak-anak SMAN 18 tidak menggunakan dinamo listrik, seperti lazimnya dilakukan tim lain. Mereka menggerakkannya dengan memanfaatkan aliran dari air terjun. Tentu saja, jumlah air yang dialirkan sangat sedikit, sesuai dengan regulasi panitia.
"Awalnya sih mau pakai dinamo. Tapi, dinamonya korslet kena air. Terus, kami mikir lagi. Arus air kan punya kekuatan, kenapa nggak dicoba untuk membuat lingkarannya berputar," ujar Rizki Kurniawan, salah seorang anggota tim mading gerak SMAN 18.
Agar tampilan madingnya makin catchy, tim mading itu menambahkan detail unik. Boneka Jaka Tarub dibuat berambut pirang dan membawa handycam. "Maksudnya sih biar kelihatan modern, he he. Lagi pula, cerita Jaka Tarub di naskah madingnya juga kami modifikasi," imbuh Rizki.
Tim lain, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, menambahkan detail yang cukup high-tech pada karyanya. Mading gerak berjudul Beauty and the Beast buatan mereka berbentuk kastil. Di bagian dalam kastil, ada boneka putri dan pangeran - dalam wujud aslinya setelah tidak buruk rupa- sedang berdansa.
Menariknya, dinding kastil yang menghadap ke arah pembaca tidak dibuat dari styrofoam, seperti bagian mading yang lain. Anak-anak SMA Muhammadiyah 2 justru membuatnya dari frame foto digital.
Nantinya, frame foto itu akan dipakai untuk memutar film Beauty and the Beast, sesuai dengan judul mading. "Awalnya, kami cuma mau muterin slide show foto-foto. Tapi, rasanya kurang. Jadi, kami putar saja filmnya sekalian," ucap Yusrin Aulia, anggota tim itu.
Selain melalui film yang diputar dengan frame foto digital, anak-anak SMA Muhammadiyah 2 juga mendefinisikan mading gerak dengan boneka sang putri yang berdansa dengan pangeran. Pada rok sang putri, mereka meletakkan dinamo. "Jadi, kalau dinyalakan, putrinya kayak dansa muter-muter sama pangeran," tambah Yusrin.
Bersama mading 2D dan 3D, mading gerak menjadi suguhan utama dalam Espresso DetEksi-Con 2k8. Gelar tertinggi, Best School, akan didapatkan oleh sekolah dengan akumulasi nilai tertinggi dari tiga kategori mading tersebut.
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu