Ini kesempatan emas bagi guru-guru di Jawa Timur. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim serta Kedutaan Besar Australia bekerja sama membuka kesempatan bagi 90 guru untuk studi pembelajaran informatika ke Australia. MoU kerja sama itu kemarin (6/11) ditandatangani di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan oleh Kepala Dinas P dan K Jatim Rasiyo dan Ketua Dewan Pengurus AII Tim Lindsey. Acara tersebut dihadiri Wali Kota Surabaya Bambang D.H. dan Bupati Sidoarjo Win Hendrarso. Dari Australia, hadir Duta Besar Australia Bill Farmer, Atase Kebudayaan Australia Fiona Hoggart, dan kepala sekolah yang terlibat kerja sama.
Kerja sama Dinas P dan K Jatim dan Kedubes Australia itu merupakan realisasi program Building Relations Through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (Bridge). Program tersebut didanai pemerintah Australia melalui AusAID, Australia-Indonesia Institute (AII), dan Myer Foundation (swasta). Tiga donatur tersebut telah mengalokasikan dana 1,5 juta dolar Australia.
Ketua Dewan Pengurus AII Tim Lindsey menjelaskan, pemberian kesempatan kepada guru-guru itu merupakan kerja sama yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dan Australia. Sebab, dengan proyek tersebut, siswa-siswa di Australia bisa belajar tentang Indonesia. "Ini akan memperkuat pengertian antarbudaya dan pendidikan antara Australia dan Indonesia," katanya.
Rencananya, program tersebut berjalan tiga tahun secara bergiliran. Yang berangkat 90 guru dari 40 sekolah di lima provinsi Indonesia. Masing-masing sekolah dua guru. Mereka punya kesempatan belajar selama tiga minggu. Di sana, para guru itu akan mengikuti pelatihan dan belajar tentang teknologi informasi dan internet serta pertukaran kebudayaan.
Di Jatim, ada lima sekolah yang terlibat program Bridge tersebut. Yaitu, SMAN 15 dan SMAN 5 Surabaya, SMA Muhammadiyah Surabaya, SMA Al Hikmah Surabaya, dan SMAN 1 Sidoarjo. (alb/roz)(sumber : www.jawapos.com)
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
4 tahun yang lalu