Pangkal Pinang : Ike (19) baru saja meletakkan gagang telepon ketika pesawat itu kembali berdering. Suara seorang perempuan terdengar sayup-sayup.
Perempuan itu mengaku dari satu instansi pemerintah di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, dan berniat memesan ruang pertemuan berikut sejumlah kamar.
Setelah membalas salam dengan ramah, Ike pun berkata, ”Maaf Bu, hingga akhir bulan ini tak ada kamar yang kosong. Dua ruang pertemuan yang ada pun sudah dipesan orang.”
Ike bukanlah resepsionis hotel berkelas. Meski berstatus ”pegawai” di sana sejak setahun terakhir, apa yang Ike lakukan sebetulnya tak lebih semacam kelanjutan dari proses pemagangan seusai menyelesaikan pendidikannya di SMK Negeri 3 Pangkal Pinang—lebih dikenal sebagai SMK Pariwisata—selaku ”pemilik” hotel.
Didampingi beberapa guru yang bertindak sebagai pengelola hotel, bersama sejumlah siswa SMK Negeri 3 Pangkal Pinang yang tiap hari bertugas sesuai jadwal praktik dan piket mereka, sudah tiga tahun terakhir Ike akrab dengan suasana hotel yang berada di lingkungan sekolah tersebut.
”Di sini saya dan teman-teman banyak belajar bagaimana ikut mengelola hotel,” katanya saat ditemui di akhir pekan pada minggu kedua Oktober 2008.
Tempat pelatihan
SMK dengan rumpun kepariwisataan ini memang pemilik hotel yang mereka beri nama edOTEL. Terletak di Jalan Girimaya Bukit Besar, Pangkal Pinang, edOTEL mulai beroperasi sejak April 2006, ditandai peresmiannya oleh Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo.
Selain bangunan gedung berlantai dua yang cukup megah dengan 22 kamar tidur, edOTEL juga memiliki empat rumah pondok (cottage). Masing-masing pondok terdiri atas dua kamar penginapan. Tarif menginap saat ini bervariasi, mulai dari Rp 200.000 (standar), Rp 250.000 (deluxe), hingga Rp 330.00 (suite room) per malam.
”Pelanggan kami sebagian besar memang baru dari dinas-dinas (instansi pemerintah) terkait yang ada di daerah ini. Umumnya mereka memesan untuk kegiatan rapat kerja atau untuk tamu-tamu mereka. Setahun terakhir, berkat promosi lewat sopir-sopir taksi, kami pun sudah mulai kedatangan tamu dari perusahaan swasta,” kata Junardi, Kepala SMK Negeri 3 Pangkal Pinang.
Di luar mereka yang terkait urusan kedinasan, khususnya dengan Pemerintah Provinsi Bangka Belitung ataupun Pemerintah Kota Pangkal Pinang, tamu biasa memang belum banyak ”menoleh” hotel ini. Selain letaknya tidak berada di kawasan bisnis, juga relatif jauh dari kawasan wisata, edOTEL kurang dikenal khalayak umum.
Departemen Pendidikan Nasional menyebutnya hotel training. Hotel sejenis juga dimiliki oleh 22 SMK negeri rumpun kepariwisataan lain di Tanah Air.
Namun, SMK Negeri 3 Pangkal Pinang dengan edOTEL-nya bisa sedikit berbangga. Selain sudah bisa menyumbang pendapatan buat sekolah, unit usaha sekolah ini juga berkontribusi bagi pendapatan asli daerah melalui pajak dari para tamu dan pelanggan hotel.
Dengan tingkat hunian mencapai 61 persen per tahun, tiap bulan edOTEL berpendapatan bersih Rp 15 juta-Rp 20 juta guna disumbangkan ke kas sekolah.
”Pengeluaran terbesar untuk listrik, baik PLN maupun genset. Biaya untuk solar genset sangat besar, terutama saat solar sulit didapat dan harganya pun mencapai Rp 250.000 per jeriken isi 17 liter,” ujar Supraptono, guru yang dipercaya sebagai penanggung jawab mengelola edOTEL.
Uang masuk dari unit usaha yang dikelola sekolah ini sedikit banyak menambah kesejahteraan 42 guru SMK Negeri 3 Pangkal Pinang. Petugas sekolah pun ikut kecipratan.
Unit usaha sekolah
Kehadiran edOTEL berawal dari program pemerintah pusat yang mendorong agar SMK rumpun kepariwisataan memiliki apa yang mereka sebut hotel training. SMK Negeri 3 Pangkal Pinang dinilai memenuhi syarat, dan tahun 2003 mengucur bantuan dana Rp 250 juta. Sebagai langkah awal dibangunlah empat cottage di tanah berbukit yang ada di belakang sekolah.
Tahun berikutnya, 2004, SMK Negeri 3 Pangkal Pinang kembali mendapat subsidi dari Direktorat Pembinaan SMK, Departemen Pendidikan Nasional, senilai Rp 250 juta. Setelah berkoordinasi dengan Wali Kota Pangkal Pinang Zulkarnain Karim serta mendapat tambahan dana Rp 1 miliar dari Gubernur Bangka Belitung (ketika itu) Hudarni, pada awal tahun 2006 edOTEL pun akhirnya berdiri.
Selain sebagai sarana praktik bagi sekitar 400 siswa dari tiga jurusan yang ada (perhotelan, restoran dengan bidang keahlian tata boga, serta jasa kepariwisataan alias travel), hotel sekolah itu kini berkembang menjadi unit usaha yang cukup menjanjikan. Lebih-lebih bila kelak Pulau Bangka bisa berkembang menjadi pusat tujuan wisata populer. (berbagai sumber)
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu