Pengagum Amrozi Teror Blok M Polda Metro Jaya menangkap siswa SMP, Wah (13), karena diduga mengirimkan SMS bernada ancaman pembunuhan terhadap Presiden ke call center Polda Metro Jaya 1717. Selain menangkap Wah, polisi juga menangkap Dedy Mulyadi alias Abay alias Embang (28), pengirim SMS ancaman bom di Mal Blok M, Jakarta Selatan.
Menurut petugas Polda Metro Jaya, Wah ditangkap di rumahnya di Jakarta Selatan. Kapolda Metro Jaya Irjen Adang Firman membenarkan adanya penangkapan-penangkapan ini. ”Salah satunya masih berstatus sebagai pelajar,” ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/11).
”Mereka tidak senang karena Amrozi dkk dieksekusi,” imbuhnya. Kapolda juga mengatakan, meski sudah menangkap dua pelaku teror ancaman bom melalui SMS, polisi tidak akan melonggarkan pengamanan Jakarta
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Chaerul Anwar mengatakan, Dedy merupakan pelaku tunggal pada ancaman bom di Mal Blok M. Pada Senin (3/11) sekitar pukul 18.30. pemuda tamatan SMP itu mengirim SMS ke call center Polda Metro Jaya 1717. Isi SMS itu adalah ”Pak polisi aku sudah pasang bom di Mal Blok M sebanyak 5 kali”.
Sementara itu, kesedihan menyelimuti kediaman Wah di Kebonjeruk, Jakarta Barat. Pasalnya, Wah—si bungsu di keluarganya—ditangkap polisi karena mengirim SMS berisi ancaman pembunuhan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Suwarni, polisi mendatangi rumahnya Senin (10/11) sekitar pukul 02.30. ”Saya kaget ketika ada polisi datang ke rumah saya dan mengatakan akan membawa anak saya karena telah mengirimkan SMS ancaman pembunuhan,” kata Suwarni sambil menangis.
Menurut sang ibu, Wah adalah anak pendiam. Wah merupakan siswa kelas satu SMP. Suwarni yang bersuamikan Sukirman tinggal di rumah sederhanya. Sukirman bekerja sebagai sopir bajaj dengan penghasilan yang tidak menentu sedangkan Suwarni bekerja menjadi pembantu dan buruh cuci.
Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komjen Susno Duadji mengatakan HJ mengirim pesan ancaman bom ke call center Polda Metro Jaya di nomor 1717. Isi pesan singkat tersebut ada empat lokasi yang akan diledakkan.
Polisi kemudian melacak nomor ponsel pengirim ancaman itu. ”HJ tinggal di wilayah yang cukup terpencil di Kalimantan Timur,” ujar Susno Duadji.
Wakil Komandan Densus 88 Kombes Saut Usman Nasution menambahkan, HJ tinggal di Tanahgrogot, sebuah wilayah di pedalaman Kalimantan Timur. Untuk mencapai lokasi tersebut, petugas harus menempuh perjalanan panjang termasuk perjalanan melintasi sungai.
Di Banten, seorang warga Serang, Encep Zainoel Muttaqien, hingga kemarin masih diperiksa di Polres Serang. Anggota sebuah organisasi massa (ormas) ini diduga merupakan pemicu bentrok antara aparat keamanan dan massa di pemakaman Imam Samudera, Minggu lalu. Bahkan, Encep mencekik Kapolres Serang.
Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Sofwan Hermanto, mengatakan hingga Senin sore pihaknya masih memeriksa Encep. Selain itu, polisi juga telah memeriksa beberapa saksi. ”Kami masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa beberapa saksi,” ujarnya kepada Warta Kota melalui ponsel. (tos/wid/yos/nir)kompas.com
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu