Detik.com, Jakarta : Sri Sultan Hamengkubuwono X akhirnya menyatakan siap maju menjadi Presiden RI. Hal itu dikatakan Sultan di tengah-tengah ribuan rakyat Yogya dalam acara Pisowanan Ageng di Alun-alun Utara Keraton DIY Selasa 28 Oktober 2008.
Pernyataan Sultan tersebut memang tidak begitu mengangetkan mengingat banyaknya dorongan berbagai pihak terhadap Raja Yogya itu untuk maju sebagai capres.
Pada 8 Oktober lalu, salah satu organisasi pendiri Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), menyatakan mendukung Sultan untuk 'merebut' kursi presiden RI berikutnya. Tidak tanggung-tanggung sesepuh Golkar yang juga pendiri SOKSI Suhardiman menyatakan mendukung pencapresan Gurbenur DIY itu.
Nama Sultan juga memarakkan usulan capres oleh DPD Golkar pada saat Rapimnas Partai Golkar 18 Oktober lalu. Meski DPP Golkar tidak mengambil keputusan resmi terhadap usulan itu, namun suara dari DPD DIY, Lampung, NTB, Papua, Gorontalo dan beberapa DPD lain yang memasukkan Sultan dalam usulan capresnya, setidaknya itu menjadi nilai tambah bagi langkah Sultan menuju RI I.
Belum lagi Partai Republika Nusantara yang pada beberapa waktu lalu lewat Anggota Pimpinan Presidiumnya Muslim Abdurrahman juga mendukung Sultan maju sebagai capres. Menurut politisi PKB ini Sultan adalah figur yang paling potensial untuk memenangi Pilpres 2009.
Deklarasi Sultan sebagai capres mungkin bukan suatu hal yang mengagetkan bagi publik mengingat banyaknya dorongan-dorongan tersebut. Namun Sultan yang siap maju adalah kemajuan besar bagi sikapnya yang selama ini terkenal kalem khas wong Jowo. Sultan pun akhirnya 'meledak'.
Slogan 'Apa Bisa Tahan?' yang diusung Sultan juga turut menyentil pemerintahan SBY-JK yang dianggap tidak bisa membawa perubahan fundamental bagi bangsa Indonesia.
"Ingin perubahan. Saya tidak tahan dengan penderitaan masyarakat, rakyat tetap miskin dan menganggur. 10 Tahun reformasi tidak ada perubahan fundamental yang mengubah bangsa ini untuk maju, sejahtera dan pemerintah yang akuntabel," kritik Sultan di depan ribuan rakyatnya.
Tidak hanya kritik lugas yang keluar, Sultan pun tidak lagi malu-malu untuk secara blak-blakan mengajak rakyat Indonesia memilih dirinya pada Pilpres 2009.
"Bila rakyat ingin perubahan maka dia bisa menentukan saat masuk TPS. Saya tidak tahan dan saya ingin perubahan," imbuhnya.
Meski partai mana saja yang akan mengusung Sultan pada Pilpres 2009 masih samar-samar dan belum signifikan, namun ajakan Sultan untuk menunjukkan sikap haus perubahan lewat TPS merupakan 'kepedean' tersendiri.
Bagaimana tidak, peta pemilu legislatif saja masih sulit dipresdiksi, tapi Sultan sudah yakin dirinya maju sebagai salah satu kandidat dalam Pilpres 2009.
Kita lihat saja, mungkin ada sesuatu yang tidak (boleh dulu) diungkap di balik kepedeannya itu. Dan mungkin saja 'ledakan' berikutnya sudah menanti.
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu