Kompas.com, JAKARTA : Binatang yang selama ini disebut-sebut sebagai monster air Ancol ternyata adalah sejenis kutu air yang disebut cirolana. Selain tidak berbahaya bagi manusia, hewan ini sebenarnya adalah bagian dari rantai makanan ekologi laut. Bahkan, di beberapa tempat, monster ini dijadikan rempeyek yang gurih.
"Yang disebut monster itu adalah Crustacea (udang-udangan) dengan jenis cirolana dan tidak berbahaya bagi manusia," kata peneliti sumber daya laut bagian Crustacea Pusat Penelitian Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indra Aswandy, saat konferensi pers di Gelanggang Samudra Jaya Ancol, Selasa.
Indra menjelaskan, hewan ini berbentuk seperti udang kecil dengan panjang maksimal satu centimeter. Mereka hidup di seluruh wilayah perairan Indonesia di kedalaman tiga meter.
Walau termasuk predator dan pengurai bangkai ikan, namun cirolana sendiri sering juga menjadi santapan berapa jenis ikan laut seperti baronang, pakol, kerapu, ikan capung, dan lainnya yang hidup di perairan dangkal.
Sifatnya pemangsanya membuat mereka sering ditemui hidup sebagai parasit terhadap ikan yang hidup di dasar laut. Hewan ini mampu menempel pada bagian tubuh ikan, seperti di insang, rahang, maupun sirip. "Dalam jumlah banyak kutu air ini bisa membunuh ikan dengan menghisap dan merusak insang. Namun aslinya, mereka hanya memakan kayu-kayuan yang sudah lapuk."
Cirolana dapat dimanfaatkan sebagai makanan dengan cara digoreng dan dijadikan rempeyek. Selain itu, hewan-hewan ini bisa dijadikan makanan ikan di aquarium dan umpan pancing. "Di Bali hewan ini biasa dimanfaatkan sebagai makanan camilan yang dioseng dan dijadikan rempeyek," papar Indra.
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu