Okezone.com, SURABAYA : Setelah proses pengabungan ujian nasional (UN) dan SNMPTN gagal terwujud, kini Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) dan Badan Sertifikasi Nasional Pendidikan (BSNP) mengabaikan hasil UN 2009.
Wakil Ketua MRPTN Prof Haris Supratno menuturkan, keputusan itu disepakati dalam rapat MRPTN dan BSNP pada Rabu (29/10/2008). "Hasil yang terbaru, MRPTN dan BSNP sepakat tahun ini hasil UN belum bisa dipakai. Jadi, rencana semua rektor dan BSNP gagal total," ujar Haris.
Sebelumnya, MRPTN dan BSNP mempertimbangkan hasil UN sebagai salah satu dasar seleksi mahasiswa baru masuk PTN. Hasil UN akan diberi bobot untuk kemudian dinilai bersama hasil SNMPTN. Namun, rencana itu tidak menemui kesepakatan bersama. Haris menjelaskan, ada beberapa pertimbangan hasil UN batal dipakai.
Pertama, SNMPTN bisa diikuti oleh peserta yang lulus hingga dua tahun sebelum SNMPTN tahun berjalan. Untuk 2009 sudah ada bobotnya. "Pertimbangan kami muncul ketika mengetahui UN 2007 dan 2008 belum ada bobotnya. Bagaimana menilai mereka kalau tetap ada bobot akan ada komponen nilai yang kurang dari peserta yang lulus UN 2007 dan 2008,"ungkapnya. MRPTN dan BSNP juga memandang hasil UN tahun ini masih harus dievaluasi dulu.
"Mungkin nanti akan dibicarakan lagi, tapi belum kami tentukan kapan waktunya," tandasnya. Evaluasi untuk melihat apakah ada peningkatan kualitas UN setelah keterlibatan PTN lebih dalam. Sebelum ini, PTN hanya menjadi pemantau yang tidak punya kewenangan apa-apa.
"Pemantau dari perguruan tinggi tidak boleh masuk ruangan.Jadi, tidak tahu apa yang terjadi dalam ruangan," ungkapnya. Sementara itu, Kepala SMAN 4 Surabaya Sudarmadji menuturkan, pihaknya tidak ada masalah ketika MRPTN dan BSNP tidak jadi memakai acuan hasil UN sebagai bahan pertimbangan masuk PTN.
Para peserta UN 2009 sudah dipersiapkan secara matang, baik menjalani UN maupun tes masuk SNMPTN. Bahkan, sejak duduk di bangku kelas XII, para siswa SMA sudah digenjot dengan latihan soal UN maupun SNMPTN. "Kami membaginya dalam dua kelompok, ada yang ikut ujian eksternal dan ujian internal. Masing-masing ujian kami sesuaikan dengan materi soal UN dan soal SNMPTN," ujarnya.
Sudarmadji mengakui, soal UN dan SNMPTN memang memiliki bobot serta materi yang berbeda. Makanya, siswa ketika menjalani tes tidak bisa disamakan. Para guru SMAN 4 Surabaya membaginya dalam dua sesi, yakni ketika duduk di bangku kelas XII, para siswa digenjot soal SNMPTN. Sementara kelas XIII diperbanyak materi soal UN.(sindo//mbs)
*** makin berat saja beban siswa jaman sekarang. Awas !, banyak yang stress nanti.
Pangdam Jaya: Ada Umat Islam Pakai 'Amar Makruf' untuk Klaim Kebenaran
3 tahun yang lalu